Meski telah memiliki hak paten terhadap 21 motif Batik Lingga, Pemerintah Kabupaten Lingga hingga saat ini belum bisa memproduksi sejumlah motif batik tersebut di Kabupaten Lingga.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lingga Maratusholiha Nizar mengungkapkan, adapun kendala yang untuk memproduksi 21 motif batik yang telah dipatenkan itu di Kabupaten Lingga dikarenakan biaya yang terlalu mahal.
“Kita ada 21 motif Batik Lingga tapi sayangnya tidak bisa dibuat di Lingga karena terlalu banyak kendala dimulai dari cost nya yang terlalu mahal kemudian barang-barang yang harus kita kirimkan itu sangat luar biasa mahal,” ungkap Ketua Dekranasda Lingga Maratusholiha Nizar saat membuka kegiatan pelatihan Batik Ecoprint yang digelar oleh BUMdes Amanah Tanjung Harapan, di Dusun Sergang, Desa Tanjung Harapan Kecamatan Singkep, Sabtu (15/10/2022).
Dahulu, ungkap Maratusholiha, terkait untuk produksi 21 motif batik yang telah dipatenkan itu di Kabupaten Lingga sempat dibahas DPRD Kabupaten Lingga, namun dikarenakan membutuhkan anggaran yang terlalu besar maka dengan segala pertimbangan tidak disahkan oleh DPRD Kabupaten Lingga.
Baca Juga : Optimalkan Produksi Dekranasda Lingga Akan Latih Pengrajin Batik Lingga dan Tudong Manto
Meski demikian, kata Maratusholiha Nizar, pihaknya bersama Dekranasda Lingga terus melakukan upaya agar keberadaan Batik Lingga yang telah dipatenkan itu dapat terproduksi dan eksis dengan memproduksi Batik Lingga diluar Kabupaten Lingga.
“Untuk cap nya kita sudah ada, dan semuanya sudah ada dulu, cuma beratnya di cost, modalnya terlalu besar, sehingga dulu pak dewan kita sampai tak mau mengesahkan tapi bukan dijaman saya. Tak mau menge-sahkan Batik Lingga itu dibuat disini (Lingga), karena terlalu menyerap anggaran APBD kita terlalu besar, jadi saya tidak mau memaksakan, akhirnya kita berinisiatif kita cetak Batik Lingga diluar Kabupaten Lingga,” ungkap Maratusholiha.
Terkait pelatihan Batik Ecoprint yang digagas oleh Direktur BUMdes Amanah bersama Tim PKK Desa Tanjung Harapan, Ketua Dekranasda Lingga Maratusholiha berharap keberadaan Batik Ecoprint dapat berkelanjutan dan produksi sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Mudah-mudahan dengan terobosan Batik Ecoprint ini, saya yakin melalui tangan dingin bang Wendy dan kawan-kawan, mudah-mudahan ini berhasil dan betul-betul bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Saya bersama kawan-kawan di Dekranasda Lingga tetap berfikir bagaimana caranya Batik Lingga bisa diproses di Kabupaten Lingga, tapi sampai hari ini memang belum ketemu,” ujar Maratusholiha.
Dikesempatan itu, Maratusholiha meminta kepada Direktur BUMdes Amanah Desa Tanjung Harapan, Wendy Febrian bersama pihak pemerintah desa agar terus semangat mengeliatkan dan melakukan evaluasi terhadap peserta yang mengikuti pelatihan Batik Ecoprint tersebut.
Baca Juga : Ketua Dekranasda Lingga : Kami Fokus Batik Lingga BUMdes Amanah Leader Batik Ecoprint
“Waktu saya pergi ke Solo itu anak-anak muda nya lagi giat-giatnya membuat Batik Ecoprint, itu sangat luar biasa. Satu hal yang saya minta sama bang Wendy, pasca pelatihan ini tolong nanti pak Kades terus dievaluasi agar yang kita buat pelatihan ini betul-betul bisa meningkatkan ekonomi,” kata Maratusholiha Nizar.
Diketahui pada pelatihan Batik Ecoprint yang digelar oleh Direktur BUMdes Amanah bersama Pemerintah Desa Tanjung Harapan itu menghadirkan narsumber atau pemateri Betuah Ethnic dari Kota Tanjungpinang. Turut hadir mendampingi Ketua Derkanasda Lingga Maratusholiha pada kesempatan itu yakni Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga Azmi dan Sekretaris Dekranasda Lingga Sutarman.
Kegiatan pelatihan tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Tanjung Harapan Irwansyah, Kepala Dusun Sergang Arizona dan sejumlah perangkat Desa Tanjung Harapan, sementara untuk pesertanya dari Tim PKK Desa Tanjung Harapan.(Pandi)