
Oleh: Bagus Sudibyo Suka nulis sambil rebahan, tapi tetap cuan. Pagi siang malam wajib nongkrong kedai kopi, tapi paylater aman
Di kampung, kerja itu masih identik dengan dua hal: berangkat pagi pulang sore, dan pakai seragam, entah itu PNS, buruh pabrik, atau tukang parkir bersertifikat. Maka muncullah satu jenis manusia aneh—kerja dari rumah, tanpa seragam, tanpa kantor, tapi selalu bilang, “Alhamdulillah, kerjaan lancar.”
Di mata tetangga, makhluk ini membingungkan. Kerja kok bajunya kaos oblong terus? Kerja kok tiap pagi nyapu halaman? Kerja kok jam sembilan masih beli cilok di depan SD? Kalau bukan pengangguran terselubung, mungkin dukun online.
Tapi, diam-diam kerja tanpa kantor ini yang bikin tagihan listrik aman, kuota adik lancar, dan cicilan paylater selalu dibayar tepat waktu. Modalnya cuma laptop, sinyal, dan sedikit kemampuan mengelak saat ditanya, “Kok nggak kerja, Mas?”
Tapi, diam-diam kerja tanpa kantor ini yang bikin tagihan listrik aman, kuota adik lancar, dan cicilan paylater selalu dibayar tepat waktu. Modalnya cuma laptop, sinyal, dan sedikit kemampuan mengelak saat ditanya, “Kok nggak kerja, Mas?”
Pekerja tanpa kantor di kampung sering dianggap “nganggur tapi sok sibuk”. Padahal, sibuknya nyata. Deadline bisa datang lebih mendadak daripada surat undangan hajatan. Revisi dari klien bisa lebih banyak dari jumlah pengajian di masjid kampung.
Bahkan, ketika orang lain panik karena gaji belum turun, pekerja jenis ini bisa tetap tenang—asal invoice cair dan saldo e-wallet cukup buat nyicil paylater dari promo yang kemarin “beli sekarang, bayar nanti, mikirnya belakangan.”
Di kampung, kerja tanpa kantor belum dianggap profesi yang jelas. Tapi perlahan, keberadaannya mulai diakui. Apalagi kalau sudah bisa traktir es degan pas sore hari, atau bantu iuran RT tanpa banyak tanya. Di situlah wibawa mulai terbentuk.
Karena sejatinya, kantor itu bukan bangunan. Bisa saja kamar depan yang dulunya tempat menyetrika. Dan pekerjaan yang baik bukan soal seragam, tapi soal bisa bantu tetangga minjemin pulsa dan tetap bayar tagihan tepat waktu—tanpa telat sebulan.
Rubrik SUARA/CERITA KUTIPAN mewadahi pembaca ataupun penulis dalam menulis tentang apa pun—entah keresahan pribadi, pengalaman lucu, maupun opini yang tidak tersampaikan di tempat lain. Kirim tulisanmu ke 08117776644.