Keributan antara driver taxi online dengan warga Kampung Tua Telaga Punggur kembali terjadi, pada Senin (8/5/2023) sekira pukul 18.30 WIB.
Usut punya usut keributan tersebut terjadi lantaran pihak driver taksi online mencabut spanduk bertuliskan sebuah kesepakatan batas titik jemput yang dipasang oleh warga di sepanjang pinggir jalan raya depan Kampung Tua Telaga Punggur.
Ketua Pemuda Kampung Tua Telaga Punggur, Idris mengaku sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh pihak taksi online. Diketahui, spanduk tersebut dibuat sebagai bentuk pernyataan sikap warga kepada taksi online yang telah menyepakati hasil mediasi di Polsek Nongsa beberapa waktu lalu.
“Spanduk tersebut kami buat agar taksi online tidak mangkal di pinggir jalan raya depan Kampung Tua Telaga Punggur. Mereka untuk sekali mangkal saja jumlahnya sudah terlalu banyak, bisa 20 unit sampai 30 unit mobil hingga pandangan kami seolah-olah akan membuat pangkalan taksi online,” ucap Idris.
Menurut Idris, ramainya mobil taksi online yang mangkal di pinggir jalan tersebut, dikhawatirkan dapat memancing kembali keributan antara taksi online dan taksi pangkalan sehingga berdampak terhadap warga Kampung Tua.
“Kami khawatir taksi online dan pangkalan kembali ribut hingga menimbulkan dampak kepada kami,” ucapnya.
Sementara itu, pihak taxi online, Saragih menyampaikan, bahwa jalan tersebut adalah jalan umum. Dimana, tidak ada larangan bagi siapapun untuk mangkal di pinggir jalan umum.
“Kami merasa spanduk tersebut tidak lah sesuai dan tidak ada ijinnya karena mengapa harus melarang kami mangkal di pinggir jalan tersebut,” tutur Saragih.
Baca Juga : Polisi Bubarkan Konvoi Gerombolan Siswa SMA di Bundaran Nuvasa Bay Nongsa
Saragih menambahkan, perihal kesepakatan yang telah dilakukan antara pihak taksi online dan kampung tua sebelumnya, pihaknya mengaku tidak mengetahui kesepakatan apa saja yang telah dibuat.
“Kami tidak mengetahui kesepakatan apa yang telah dibuat dan disepakati oleh warga dengan ketua kami tersebut. Kalau saat itu kami mengetahui bahwa kesepakatan penjemputan dilakukan di SMPN 17 Batam tentu kami tak setuju,” terang Saragih.
Menurut Saragih, titik penjemputan di SMPN 17 Batam tidak masuk akal. Dimana, penumpang dari pelabuhan harus berjalan jauh dan sangat menyusahkan.
“Karena mereka juga membawa barang bawaannya, apalagi ada anak kecil. Lagi pula, kami mangkal disitu bukan satu harian dan kami mangkal hanya sebentar saja, menunggu penumpang yang pesan melalui aplikasi online,” bebernya.
Keributan antara warga Kampung Tua Telaga Punggur dan driver taksi online mereda setelah personel Polsek Nongsa tiba dilokasi perseteruan serta melakukan mediasi kedua belah pihak.
Kapolsek Nongsa, Kompol Fian Agung Wibowo melalui Kanit Reskrim Polsek Nongsa Iptu Ardhiansyah mengatakan, upaya mediasi antara kedua belah pihak bertujuan untuk meminimalisir keributan agar tidak membesar.
“Kami berharap kedua belah pihak dapat mencari solusi terbaik dengan mengedepankan hati dan kepala dingin guna terciptanya situasi Kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Polsek Nongsa,” ujar Iptu Ardiansyah
Ardiansyah menjelaskan, hasil mediasi antara warga Kampung Tua Telaga Punggur dan driver taksi online di Mapolsek Nongsa belum menghasilkan kesepakatan.
“Pihak warga kampung tua akan kembali memasang spanduk sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Bila ada kesepakatan baru lagi, maka warga akan mencabut spanduk tersebut,” jelasnya.
“Dalam permasalahan ini, diharapkan kepada kedua belah pihak untuk menahan diri agar tidak melakukan hal-hal yang memicu terjadinya keributan menunggu diadakannya kembali mediasi,” pungkasnya.(Yyn)
Baca Juga : Sinergitas TNI Polri, Polsek Nongsa Bantu Pengamanan Pemasangan Drainase di Kampung Tua