KUTIPAN – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menegaskan bahwa tidak ada perlawanan dengan senjata tajam yang dilakukan oleh pekerja migran Indonesia dalam insiden penembakan oleh aparat Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).
Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kemlu, Judha Nugraha, pada Rabu (29/1/2025). Ia menjelaskan bahwa KBRI Kuala Lumpur telah menemui empat WNI korban penembakan yang saat ini dirawat di RS Serdang dan RS Klang, Malaysia, pada Selasa (28/1/2025).
“Dua korban yang kondisinya stabil mengatakan bahwa tidak ada perlawanan dengan senjata tajam dari penumpang WNI terhadap aparat APMM,” ungkap Judha.
Dua dari empat korban yang tengah menjalani perawatan berada dalam kondisi stabil dan telah teridentifikasi sebagai warga asal Provinsi Riau. Sementara itu, dua korban lainnya masih dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi, sehingga belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut.
Di sisi lain, Kemlu juga sedang mengurus pemulangan jenazah satu WNI asal Provinsi Riau yang tewas dalam insiden tersebut. Proses repatriasi jenazah dijadwalkan berlangsung pada Rabu (29/1), menggunakan penerbangan Kuala Lumpur-Pekanbaru sebelum dilanjutkan perjalanan darat ke kampung halamannya di Pulau Rupat, Riau.
Kemlu RI menegaskan komitmennya untuk mendampingi para korban dalam proses hukum serta membiayai perawatan mereka di rumah sakit hingga pulih. Selain itu, Kemlu juga mendorong otoritas Malaysia untuk melakukan investigasi mendalam terkait insiden penembakan ini, termasuk kemungkinan adanya penggunaan kekuatan berlebihan (excessive use of force).
“KBRI Kuala Lumpur masih terus mengumpulkan informasi untuk mendapatkan gambaran kejadian yang lebih jelas. Kami juga telah meminta retainer lawyer KBRI untuk mengkaji dan menyiapkan langkah hukum,” tambah Judha.
Insiden penembakan ini terjadi pada Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia. Dalam kejadian tersebut, lima WNI menjadi korban—satu orang meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka-luka.
Hingga kini, Kemlu RI terus berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan keadilan bagi para korban serta mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.