
KUTIPAN – Momen mengharukan terjadi di Gresik, Jawa Timur, saat Kapolres Gresik, AKBP Rovan Richard Mahenu, melepas rantai yang membelenggu seorang remaja, Sanju Rey Trisna, yang mengalami gangguan jiwa. Sanju, yang berusia 20 tahun, tinggal di Dusun Pengampon, Desa Setro, Kecamatan Menganti, bersama ayah dan saudaranya, setelah ibunya meninggal. Sejak tahun 2020, Sanju mengalami gangguan jiwa dan sering mengamuk, sehingga terpaksa dirantai untuk mencegahnya melukai dirinya sendiri atau orang lain.
Sanju sebelumnya sudah dibawa berobat ke rumah sakit jiwa, namun sejak 2024 kondisinya semakin memburuk. Dia sering merusak perabotan rumah dan membuat warga sekitar merasa resah.
“Kami terpaksa membatasi geraknya demi keselamatan dirinya sendiri dan juga lingkungan sekitar,” ujar salah satu keluarga Sanju.
Melihat kondisi Sanju yang mengenaskan, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu merasa terpanggil untuk membantu. Ia berencana untuk membawa Sanju ke Yayasan milik Ipda Purnomo di Lamongan, Jawa Timur, untuk mendapatkan perawatan rehabilitasi.
“Kami berharap dengan adanya rehabilitasi ini, Sanju bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik dan kembali menjalani kehidupan yang lebih baik di tengah masyarakat,” ungkap AKBP Rovan, Senin (17/2/2025).
Kapolres Gresik juga menegaskan bahwa langkah rehabilitasi ini merupakan bagian dari kepedulian kepolisian terhadap kesehatan mental masyarakat.
“Tugas aparat kepolisian tidak hanya mengungkap kasus tindak pidana, tapi juga mendekatkan diri di tengah masyarakat dalam hal pelayanan,” tambahnya.
Ke depan, AKBP Rovan mengungkapkan bahwa pihak kepolisian akan terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk memastikan warga dengan gangguan kesehatan mental mendapatkan perhatian dan perawatan yang layak.