Anggota DPRD Kepri, Kamarudin Ali ingatkan sub agen dan agen BBM untuk tidak bermain-main atau menimbun BBM yang dapat menyebabkan nelayan kesulitan melaut.
Politisi Senior Golkar ini, juga menjabat sebagai Sekretaris Komisi II DPRD Kepri, menjelaskan dalam waktu dekat ini, DPRD khususnya Komisi II, akan memanggil atau dengar pendapatan para sub agen, agen, nelayan dan pertamina, membahas sulitnya nelayan mendapatkan BBM subsidi jenis solar.
“Jangan bermain-main dengan BBM subsidi. Kita punya data nya, nanti kita bisa laporkan ke Polda Kepri,” kata Kamarudin Ali, Minggu (28/8/2022).
Kata dia, beberapa bulan terakhir ini, masyarakat nelayan sangat kesulitan memndapatkan BBM, padahal nelayan kalau tidak melaut tidak mendapatkan apa-apa.
“Nelayan kalau tidak melaut tidak dapat uang, untuk membiayai keluarganya sehari-hari. Mau melaut tidak ada solar, bagaimana nih. Jangan sampai ada sub agen atau agen BBM menimbun solar,” ujarnya.
Sambung dia, dalam hearing nanti, ia akan mempertanyakan berapa kuota BBM subsidi untuk nelayan di Lingga. Lalu, apakah semua nelayan, yang memiliki kapal-kapal besar, juga berhak mendapatkan BBM subsidi. Ini perlu penegasan dari Pertamina dan juga pengawasan dari pemerintah.
“Kita juga minta jangan sampai ada permainan oknum pegawai Dinas Perikanan Kepri perwakilan Lingga. Kalau ada laporkan ke kami, biar kami laporkan ke Polda Kepri,” tegasnya.
Dikutip gokepri.com, sebelumnya Jatah BBM subsidi untuk nelayan di Sungai Buluh berkurang drastis. Nelayan pun kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi berjenis solar. Hal ini disampaikan Kades Sungai Buluh Kecamatan Singkep Barat Provinsi Kepri, Trifranto, pada akhir pekan lalu.
“Nelayan Sungai Buluh mendatangi kami di Kantor Desa mempertanyakan kelangkaan pasokan ini yang sudah terjad sejak awal tahun ini,” ungkap dia. “Dulu kuota kami tidak pernah kurang sekarang sudah dibatasi sekarang kami lagi didata, seperti apa keputusannya kami belum tahu.”
Beberapa nelayan sudah berusaha mengurus persyaratan untuk mempermudah mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi dengan aturan baru bahwa pompong nelayan harus ada pas kecil dari Syahbandar baru bisa rekomondasi solar
subsidi. Termasuk yang membuat atau menyambung pass yang sudah mati.
“Ini sangat miris padahal mereka tidak pernah menuntut hak mereka yang tidak mendapatkan minyak subsidi tersebut,” papar Trifranto.
Jatah yang ada saat ini disebutnya sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan melaut. Banyak katagori nelayan tradisional seperti, nelayan bubu ketam dan nelayan pancing tidak semua nelayan menjaring ikan.
“Inilah yang harus diperhatikan, mereka butuh minyak subsidi,” ujar dia. Nelayan, lanjut dia, sudah mencoba membeli minyak di SPBB Sungai Buluh, namun pihak SPBB Sungai Buluh mengatakan bahwa minyak solar subsidi sudah habis.