Koalisi Driver Online (KADO) menyebutkan imbas dari harga BBM penghasilan para pengemudi online mengalami penurunan, ditambah lagi dengan aplikator memotong 35 persen pendapatan dari para driver online.
Divisi Humas Koalisi Driver Online (KADO) Ali Pamasyah mengatakan penghasilan driver online menurun setelah harga BBM naik hal itu diutarakan Ali disela aksi demontrasi di depan Gedung DPR RI, Rabu (21/09/2022).
“Ya terus terang di sini sangat menurun sekali karena kenaikan harga BBM ini berdampak sekali pada teman-teman khususnya yang bergiat di driver online,” kata Ali Pamasnyah.
Hal senada juga disampaikan oleh penanggung jawab aksi, Wiwit Sudarsono. Selain kenaikan harga BBM, pendapatan para pengemudi online juga masih dipotong sekitar 35 persen oleh aplikator. “Itu (pendapatan) jauh dari kata cukup untuk biaya operasional kita,” kata dia.
Wiwit mencontohkan jika argo yang tercantum di aplikasi driver nominalnya Rp 20 ribu, maka aplikasi penumpang itu Rp 25 ribu untuk kendaraan roda dua dan Rp 26 ribu untuk kendaraan roda empat. Jadi, kata dia, aplikator sudah mengambil potongan kepada penumpang sebagai biaya sewa jasa aplikasi.
“Kemudian dari argo Rp 20 ribu itu kita masih dipotong 20 persen oleh aplikator untuk pendapatan kita. Pastinya kita hanya dapat Rp 12 ribu. Dipotong 20 persen plus Rp 5 ribu yang dari penumpang. Rp 5 ribu itu biaya jasa sewa aplikasi. Jadi kalau ditotal itu per transaksi itu dipotong 35 persen,” ucap dia.
Padahal, Wiwit melanjutkan, Kementerian Perhubungan dalam Kepmenhub Nomor KP 667 Tahun 2022 yang menyebutkan bahwa potongan aplikator maksimal di angka 15 persen. “Tapi fakta di lapangan aplikator tidak menjalankan hal itu sama sekali. Dan Kemenhub tidak bisa menindak aplikator karena katanya itu wewenang Kementerian Kominfo,” kata Wiwit.
Wiwit juga mengaku pihaknya sudah beberapa kali berkomunikasi dengan para aplikator. Bahkan pekan lalu bersama Driver Online Indonesia atau Drone juga berunjuk rasa di kantor Grab Indonesia dan Gojek. “Namun, dua aplikasi itu menolak tuntutan para driver.”
Pemerintah resmi menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar pada 3 September 2022. Pengumuman itu diumumkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.Harga Pertalite dari semula Rp 7.650 per liter, naik menjadi Rp 10.000 per liter.
Sedangkan harga solar subsidi dari Rp 5.150 per liter naik menjadi Rp 6.800 per liter. Serta harga Pertamax non subsidi juga naik dari Rp 12.500 per menjadi Rp 14.500 per liter.(Pan)