
KUTIPAN – Di Dabo Singkep, Kabupaten Lingga Jumat (7/11/2025) suasananya agak lebih sibuk dari biasanya. Bukan karena ada diskon besar-besaran atau kedatangan artis sinetron ke minimarket, tapi karena rombongan Satgas Pangan Kabupaten Lingga turun ke lapangan. Mereka bukan datang untuk jalan-jalan, melainkan memantau ketersediaan bahan pokok yang belakangan jadi isu sensitif, apalagi menjelang akhir tahun, masa di mana permintaan naik tapi dompet masyarakat justru diet ketat.
Satgas ini bukan datang sendirian. Ada Disperindag, Bulog, Polres Lingga, dan sejumlah instansi lain. Semua turun bersama, seperti tim Avengers lokal, namun misinya bukan menyelamatkan dunia dari Thanos, melainkan memastikan beras, gula, minyak goreng, telur ayam, dan kebutuhan dapur lain tetap tersedia dengan harga yang tidak membuat masyarakat terkejut seperti kena sengatan listrik.
Patroli harga dan pasokan ini dipimpin langsung Satreskrim Polres Lingga. Cara mainnya sederhana, tim menyusuri toko-toko dan distributor, mengecek stok, mencatat harga, dan berdialog dengan pedagang. Bukan untuk mencari siapa yang “nakal”, tapi agar mereka tahu situasi sebenarnya di lapangan, lancar atau tersendat, stabil atau mulai naik bandel.
Kapolres Lingga AKBP Pahala Martua Nababan melalui Kasatreskrim Polres Lingga, Iptu Maidir Riwanto, menjelaskan makna dari operasi ini, bukan seremonial, tapi langkah antisipatif.
“Kami ingin memastikan masyarakat tidak kesulitan memperoleh bahan pangan dengan harga yang wajar. Sidak ini juga merupakan bentuk komitmen Polres Lingga dalam mendukung pemerintah menjaga stabilitas ekonomi daerah,” jelas Iptu Maidir.
Dari hasil pengecekan, situasinya masih terkendali. Stok aman, harga relatif stabil. Tetapi seperti menjaga akuarium di musim angin kencang, kondisi Lingga sebagai daerah kepulauan punya tantangan tersendiri. Distribusi tergantung cuaca dan jalur logistik, yang kadang lebih sensitif dibanding mood netizen Twitter.
Itulah mengapa, menurut Iptu Maidir, koordinasi antarinstansi dan pelaku usaha penting untuk terus dikencangkan seperti baut jembatan.
Selain pengawasan, masyarakat juga diajak ikut andil. Jangan belanja berlebihan, apalagi menimbun, karena perilaku seperti itu bisa mengganggu keseimbangan pasar.
“Kami juga meminta masyarakat agar segera melapor apabila menemukan indikasi praktik penimbunan atau permainan harga oleh pihak tertentu,” tegas Iptu Maidir.
Dengan pengawasan rutin dan sikap saling menjaga, harapannya masyarakat bisa menyambut akhir tahun tanpa drama harga dapur naik tiba-tiba. Cukuplah akhir tahun diisi dengan diskon daring dan rencana liburan, bukan keluhan “kok harga bawang naik lagi?”.





