KUTIPAN – Salah satu warga yang hadir dalam kampanye dialogis pasangan calon (paslon) Nizar-Novrizal di Bukit Kapitan, Kecamatan Singkep, pada Rabu malam (9/10/2024), menyampaikan kepada Muhammad Nizar jika adanya isu yang beredar terkait penutupan penambangan timah jika Muhammad Nizar terpilih menjadi Bupati Lingga.
Menurut warga tersebut, isu tersebut tidaklah seperti yang diketahuinya, sepengetahuan dirinya Muhammad Nizar getol memperjuangkan terkait penambangan timah tradisional. Muhammad Nizar selama masa kepemimpinannya justru berupaya keras untuk membantu penambangan timah yang dilakukan masyarakat secara tradisional.
“Saya mau meluruskan isu yang beredar bahwa ketika Pak Nizar kembali memimpin, beliau akan menutup sektor timah. Ini yang mau saya luruskan. Sebagai pelaku tambang rakyat, saya tahu betul bagaimana legulegah Pak Bupati untuk membantu kami,” ujarnya saat menyampaikan pendapat di hadapan Nizar.
Warga tersebut melanjutkan bahwa Muhammad Nizar selalu hadir dan memberikan bantuan bagi para pelaku penambangan timah tradisional yang mengalami kendala atau permasalahan.
“Ketika kami ada masalah Pak Bupati berjuang luar biasa. Dan itu yang mau saya sampaikan, kalau ada isu-isu seperti itu tolong luruskan. Karena saya pelaku, saya harus luruskan ini, karena saya pelaku,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa pasangan Nizar-Novrizal, yang merupakan paslon nomor urut 1, akan meraih kemenangan besar di Bukit Kapitan dengan target suara hingga 90 persen.
“Target Nizar-Novrizal 90 persen di Kapitan ini. Setiap tahun yang bersaing itu Nasdem, Demokrat, dan PKS. Insya Allah seluruh partai ini bergabung mendukung paslon kami, bukan asal-asal saja,” ungkapnya optimis.
Menanggapi isu tersebut, Muhammad Nizar, yang saat ini sedang menjalani masa cuti untuk berkampanye di Pilkada 2024, menjelaskan bahwa dirinya telah berusaha keras untuk mewujudkan keinginan masyarakat, khususnya para pelaku penambang timah tradisional.
“Pada berapa bulan yang lalu, pastinya di awal tahun 2024, itu sudah terbangun smelter yang baru dibuat. Setelah pasca yang di Babel, kan sempat stop, walaupun hari ini Alhamdulillah kita masih coba untuk mensiasatinya,” ungkap Nizar.
Nizar menegaskan bahwa dirinya akan terus berupaya agar ada regulasi yang jelas dan legalitas bagi penambangan timah tradisional, sehingga para pelaku tambang tidak lagi khawatir akan tersandung masalah hukum.
“Sudah ada langkah-langkah, mudah-mudahan ada orang yang lebih tepat untuk dapat membantu yang kekuatiran-kekuatiran itu, yang kita bertunggu lama-lama dari zaman kesultanan, lebih dari 200 tahun yang lalu. Mudah-mudahan di lima tahun yang akan datang nampak titik terangnya,” kata Nizar.
Lebih lanjut, Nizar menyampaikan terkait Izin Pertambangan Rakyat (IPR) yang awalnya hanya ada empat izin, telah diusulkan untuk ditambah menjadi tujuh atau bahkan sepuluh izin lagi. Ia berharap proses pengajuan IPR ini dapat segera diselesaikan sehingga memberikan kepastian kepada para pelaku tambang tradisional.
“Untuk IPR kita itu yang kita nak siapkan itu ada empat. Yang sudah kita usulkan menjadi tujuh. Tujuh atau sepuluh lagi, yang bisa untuk membantu IPR itu cepat keluar, sehingga hari ini yang menjadi mata pencaharian dari jaman timah dahulu,” ungkap Nizar.
Meski begitu, Nizar tidak berani memberikan janji muluk-muluk kepada masyarakat. Ia hanya memastikan bahwa dirinya akan berusaha sebaik mungkin untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, khususnya para pelaku tambang timah tradisional.
“Insya Allah kita sudah ada pembicaraan itu, tinggal menunggu waktu dan saya sudah ada pembicaraan itu dan saya tak mau muluk-muluk karena ini baru rencana, sudah kita mulai sudah kita laksanakan,” ungkap Nizar.(Rahmat)