
KUTIPAN – Kadang, kekaguman datang bukan dari hal-hal mewah atau monumental, tapi justru dari napas sejarah dan budaya yang masih terasa hidup. Begitulah kira-kira yang dirasakan oleh Titiek Soeharto ketika menginjakkan kaki di Kepulauan Riau.
Putri mantan Presiden Soeharto ini mengaku terkesan, bukan cuma karena disambut hangat, tapi karena Kepri benar-benar punya warisan yang dirawat, dijaga, dan dijunjung tinggi.
“Saya sangat terkesan dengan sambutan dan kekayaan budaya di Kepri. Warisan sejarah dan adat istiadat yang tetap dijaga ini adalah kekuatan bangsa yang sangat berharga,” ujar Siti Hediati Hariyadi, yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR RI.
Kunjungan kerja Titiek ini berlangsung pada Minggu, 22 Juni 2026. Agenda padat yang dia jalani di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan bukan sekadar seremoni seremonial. Ia menyusuri jejak budaya Melayu, berdialog dengan masyarakat, hingga menyeberang ke tempat-tempat yang menyimpan sejarah kebangsaan.
Yang menyambut pun tak main-main: Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura, dan Ketua DPRD Kepri Iman Sutiawan langsung turun tangan.
Dari LAM Kepri ke Pulau Penyengat: Ziarah dan Kekaguman
Setibanya di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri, Titiek disambut dengan Tepuk Tepung Tawar—prosesi adat khas Melayu yang tak hanya sekadar simbolik, tapi penuh makna penghormatan. Sebuah tanda bahwa tamu ini dianggap penting dan mulia.
Ia lalu diajak mengelilingi Balairung Utama LAM. Di sini, ornamen budaya dan singgasana adat tak hanya dipajang, tapi benar-benar hidup. Ini bukan museum mati, tapi ruang penuh jiwa budaya Melayu.
Kunjungan berlanjut ke Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kepri, tempat berbagai produk kerajinan hasil tangan lokal dipamerkan. Dan lagi-lagi, Titiek tampak terpukau.
Tapi klimaks kunjungan ini barangkali terjadi ketika rombongan menyeberang ke Pulau Penyengat—pusat peradaban Melayu yang sudah melegenda.
Di sana, ia berziarah ke makam pahlawan nasional dan mengunjungi dua ikon utama: Masjid Raya Sultan Riau dan Balai Adat Melayu Penyengat.
“Saya sangat terkesan dengan warisan sejarah dan adat istiadat yang tetap terjaga. Ini adalah kekuatan bangsa yang sangat berharga,” ujarnya lagi—ya, kutipan yang sama, diucapkan dua kali dalam konteks yang berbeda. Dan tetap terasa tulus.
Tak Cuma Budaya, Tapi Juga Ternak dan Ketahanan Pangan
Biar nggak dibilang cuma jalan-jalan budaya, Titiek juga menyambangi fasilitas peternakan PT Indojaya Agrinusa di Kecamatan Toapaya, Bintan. Tempat ini merupakan bagian dari PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
Sebagai Ketua Komisi IV DPR RI yang memang menangani urusan pertanian, kehutanan, kelautan, dan perikanan, kunjungan ini jelas nyambung.
“Kunjungan ini menjadi bentuk perhatian terhadap pengembangan sektor peternakan dan ketahanan pangan di daerah,” katanya.
Titiek Tak Datang Sendiri, Kepri Juga Punya Misi
Gubernur Kepri Ansar Ahmad juga nggak kalah sumringah dengan kunjungan ini. Menurutnya, kehadiran Titiek bukan cuma formalitas, tapi menjadi dorongan semangat bagi Kepri untuk lebih gencar memperkenalkan potensi budaya dan ekonomi kreatif.
“Kunjungan ini juga akan memperkuat sinergi pembangunan antara pusat dan daerah,” ujar Ansar.
Ia bahkan menegaskan bahwa budaya bukan sekadar warisan, tapi aset ekonomi masa depan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Kepri bukan hanya gerbang Indonesia di utara, tetapi juga jantung kebudayaan Melayu yang masih hidup dan berkembang,” tutupnya.***
Editor: Fikri
Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos: