
KUTIPAN – Musyawarah Daerah (Musda) biasanya identik dengan acara seremonial yang penuh formalitas. Tapi untuk Partai Hanura Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Musda yang akan digelar Juli 2025 nanti bukan cuma soal kumpul-kumpul lalu bubar. Ini momen serius buat memanaskan mesin partai, nyiapin amunisi politik, dan tentu aja—ngecek kekompakan para kader dari atas sampai ke akar rumput.
Ketua DPD Hanura Kepri, Bakti Lubis, tegas bilang kalau Musda ini adalah titik awal konsolidasi besar-besaran. Nggak main-main, dia menyebut agenda ini sebagai “starting awal penguatan-penguatan komitmen” antar kader dan pengurus partai. Jadi, bukan cuma sekadar kumpul makan snack, dengerin pidato, terus pulang. Ada target besar yang dibidik.
Yang bikin menarik, Musda ini bakal dijalankan barengan sama Musyawarah Cabang (Muscab) di semua kabupaten/kota se-Kepri. Jadi konsepnya estafet, biar gerakan politiknya serempak dari atas ke bawah. Gercep.
Hanura Kepri juga nggak cuma fokus ke dalam. Lewat tagline “Daerah Berdaya, Indonesia Sejahtera”, partai ini nyatakan komitmen tetap hadir di tengah masyarakat. “Partai Hanura adalah satu-satunya partai yang konsisten menggelorakan pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi daerah. Ini yang terus kami perjuangkan,” kata Bakti Lubis.
Pernyataan ini jelas menunjukkan positioning Hanura di level lokal. Bukan sekadar partai pelengkap papan nama, tapi ingin tampil sebagai aktor utama pembangunan daerah. Dengan pendekatan bottom-up alias dari rakyat ke pusat, Hanura Kepri pengin pastiin daerah punya suara yang kuat.
Dalam lanskap politik yang kadang suka lebih sibuk drama daripada kerja nyata, langkah ini patut dicatat. Ada upaya buat tetap relevan, bukan cuma nunggu masa kampanye buat muncul ke publik. Bahkan Bakti Lubis dengan gamblang menyebut, “Dengan semangat hati nurani dan keberpihakan kepada rakyat kecil, Hanura terus membuktikan perannya sebagai partai politik yang responsif dan solutif di tengah dinamika masyarakat daerah.”
Ini penting, karena banyak partai kadang cuma muncul saat momen pemilu. Tapi Hanura Kepri pengin jadi lain dari yang lain—menjadi kanal aspirasi rakyat secara konsisten, bahkan di luar musim kampanye. Kalau komitmen ini beneran diwujudkan, bukan nggak mungkin Hanura bisa rebut hati masyarakat Kepri yang makin kritis.
Singkatnya, Musda ini bisa dibilang sebagai ajang unjuk niat dan kesiapan. Di tengah persaingan politik yang makin panas menjelang pemilu, Hanura Kepri ngasih sinyal bahwa mereka nggak mau cuma jadi penonton. Mereka siap bertanding, dengan modal konsolidasi dan visi daerah yang jelas.
Tinggal ditunggu realisasinya. Apakah estafet Musda dan Muscab ini benar-benar bisa memperkuat struktur partai, atau cuma jadi agenda rutinitas yang dibungkus kata-kata manis. Publik Kepri akan jadi saksi.
Laporan: Yuyun Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/