KUTIPAN – Komandan Lanud Raden Sadjad (RSA) Natuna Kolonel Pnb Dedy Iskandar, S.Sos., M.M.S., M.Han., membuka Pelatihan Pembuatan Batik Mangrove sebagai bagian dari Pengembangan Usaha Kelompok Masyarakat di Kabupaten Natuna, Kamis (16/5/2024).
Dalam sambutannya, Komandan Lanud RSA menyebutkan bahwa pelatihan ini merupakan langkah signifikan dalam upaya mengembangkan dan melestarikan sumber daya alam, terutama hutan mangrove. Ia juga menekankan pentingnya kerjasama antara pihak militer, BRGM, dan kelompok kerja pengembangan usaha masyarakat untuk menciptakan peluang baru dalam pengembangan usaha secara berkelanjutan.
Komandan Lanud RSA mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara ini, serta berharap kegiatan ini menjadi awal dari perubahan positif dan berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan sekolah lapang masyarakat mangrove yang telah dilaksanakan pada bulan Maret lalu, yang dicanangkan oleh TNI AU melalui Asisten Potensi Dirgantara (Aspotdirga) Kasau Marsda TNI Andi Wijaya, S.Sos., dan BRGM RI. Kegiatan ini menandai awal dari fase implementasi nyata dari upaya rehabilitasi mangrove dan pengembangan usaha masyarakat di Kabupaten Natuna.
Sementara Kepala Sub Kelompok Kerja Pengembangan Dan Pemasaran Produk Mangrove, Nuri Luthfiana, S.Hut., M.Agr., dalam laporan kegiatan, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi usaha yang dapat dikembangkan oleh kelompok masyarakat di Kabupaten Natuna, termasuk pembuatan batik mangrove dan olahan kerupuk ikan.
Pelatihan pembuatan batik ini berlangsung selama tiga hari, dimulai dari tanggal 16 hingga 18 Mei 2024, di Rumah Pantai Lanud Raden Sadjad (RSA) Natuna, sementara pembuatan olahan kerupuk ikan dilakukan di Desa Semedang.
Sebanyak 30 peserta hadir dalam pelatihan ini, terdiri dari 20 orang dari Kelompok Tucano Jaya Lanud RSA, 5 orang dari Kelompok Batik Alami Desa Pengadah, dan 5 orang perwakilan dari warga Kelurahan Batu Hitam.
Pelatihan ini juga menyoroti peran BRGM tidak hanya dalam kegiatan penanaman dan rehabilitasi mangrove, tetapi juga dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan usaha, sebagai langkah untuk melestarikan mangrove secara mandiri.
Dalam kegiatan ini BRGM menghadirkan Narasumber dari Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (P2MKP) Griya Karya Tiara Kusuma (GKTK), Ibu Dra. Lulut Sri Yuliani.
Lulut Sri Yuliani menyampaikan bahwa batik mangrove diciptakan olehnya sendiri di Surabaya. Batik mangrove ini telah dikenalkan secara internasional untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan mangrove. Di Natuna, motif batik akan menggambarkan ikan pari Natuna, mencerminkan kekayaan alam lokal.
Batik mangrove ini menggunakan pewarna alam dari buah mangrove atau tanaman lain yang ada di ekosistem mangrove, dengan motif khas Kabupaten Natuna. Kegiatan pelatihannya mencakup persiapan kain, pembuatan pewarna alam, penggambaran desain batik, pencantingan, dan pewarnaan.
Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 17/D.I Lanud RSA Ny. Santi Dedy Iskandar didampingi Pengurus turut serta meninjau pelaksanaan pelatihan Batik Mangrove di Rumah Pantai Lanud RSA, menunjukkan komitmen dari pihak Lanud RSA untuk mendukung program ini.