KUTIPAN – Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau (Kepri) Desa Sungai Buluh bersama LAM Kepri Kecamatan Singkep Barat menggelar pelatihan Tepuk Tepung Tawar dan Mak Inang, yang berlangsung di Sanggar Seni Diram Perkase pada Sabtu (12/10/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan tata cara tradisi Melayu, sekaligus melestarikan budaya kepada generasi muda di Kabupaten Lingga.
Pelatihan ini melibatkan pengurus LAM Kepri dari Desa Sungai Buluh dan Kecamatan Singkep Barat. Dalam kesempatan ini, para peserta diajari langsung oleh Kardiman, yang bertindak sebagai narasumber. Kardiman menjelaskan dengan detail setiap tahap prosesi Tepuk Tepung Tawar, termasuk makna di balik setiap langkah dan alat peraga yang digunakan dalam tradisi tersebut.
“Tepuk Tepung Tawar bermakna sebagai doa restu agar terhindar dari marabahaya, mendekatkan yang baik, dan memberikan berkah yang berkesinambungan bagi masyarakat Melayu,” jelas Kardiman kepada peserta. Ia menekankan pentingnya memahami simbolisme dalam bahan-bahan yang digunakan, yang berkaitan erat dengan nilai-nilai keislaman.
Pelatihan ini mendapatkan sambutan positif dari peserta yang antusias untuk belajar dan mempraktikkan tradisi tersebut secara langsung. Ketua LAM Kepri Kecamatan Singkep Barat, Mukhtasar, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah untuk memperkenalkan dan melestarikan tata cara Tepuk Tepung Tawar kepada generasi muda.
“Meski tradisi ini masih sering dibawa oleh orang-orang yang lebih tua, kami berharap melalui pelatihan ini dapat melahirkan bibit-bibit baru agar adat istiadat kita terus berjalan,” ujar Mukhtasar.
Mukhtasar menambahkan bahwa tata cara Tepuk Tepung Tawar ini sering digunakan dalam acara perkawinan adat Melayu. Ia berharap dengan adanya pelatihan ini, standar yang sama bisa diterapkan di seluruh Kecamatan Singkep Barat, terutama di Desa Sungai Buluh.
Ketua LAM Kepri Desa Sungai Buluh, Marjuandi, turut menyampaikan harapannya agar para peserta tidak merasa takut atau malu untuk berlatih. “Ini adalah program perdana setelah pelantikan pengurus baru, dan kami berharap semuanya berani belajar dan praktik secara langsung,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Sungai Buluh, Chairul Hizat, yang mendukung penuh upaya pelestarian tradisi budaya Melayu di lingkungannya.(*Seka)