
KUTIPAN – Ada banyak cara menyambut Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) ke-61. Tapi di Rutan Batam, cara mereka terbilang sederhana tapi mengena: bagi-bagi sembako langsung ke keluarga warga binaan.
Bukan pencitraan. Bukan juga gimik semata. Tapi benar-benar ditujukan untuk mereka yang butuh.
Senin, 14 April 2025, aula Rutan Batam jadi saksi bagaimana 20 paket sembako—yang isinya beras, minyak goreng, mie instan, gula, dan kebutuhan pokok lain—dibagikan langsung ke tangan keluarga warga binaan.
Tema kegiatan ini juga tidak main-main: “Pasti Bermanfaat untuk Masyarakat.”
Dan ternyata, memang betul bermanfaat. Minimal buat dapur di rumah tetap bisa ngebul beberapa hari ke depan.
Bukan Seremoni Kosong
Kepala Rutan Batam, Fajar Teguh Wibowo, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar memperingati ulang tahun lembaga. Tapi juga cara nyata menunjukkan empati ke keluarga yang mungkin selama ini hanya terlihat dari sisi “yang ditinggal”.
“Kegiatan bakti sosial ini juga merupakan dukungan terhadap 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, 21 arahan/perintah Dirjenpas serta pimpinan tinggi lainnya dalam memberikan bantuan sosial kepada masyarakat secara merata dan tepat sasaran,” ujar Fajar.
Terdengar panjang? Memang. Tapi isinya jelas: ini bagian dari misi besar pemasyarakatan, bukan acara lepas tangan.
Tak Sekadar Paket, Tapi Juga Perhatian
Lebih dari sekadar isian sembako, kegiatan ini ingin menyampaikan satu hal: bahwa warga binaan punya keluarga yang perlu diperhatikan. Dan ketika negara hadir dalam bentuk beras dan mie instan, setidaknya ada harapan bahwa urusan kemanusiaan masih hidup di balik jeruji.
“Kami berharap dengan kegiatan bakti sosial ini dapat memberikan manfaat langsung bagi keluarga warga binaan yang membutuhkan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini adalah bagian dari kontribusi kami untuk berbagi kebaikan di momen peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan,” sambung Fajar.
Ajak Masyarakat untuk Tetap Percaya
Tak lupa, Karutan juga menyampaikan harapan lain: agar masyarakat terus mendukung dan percaya pada sistem pemasyarakatan. Karena kerja mereka, selain mengurus orang di dalam, juga berusaha memperbaiki jembatan antara dalam dan luar.
“Tetap dukung kami agar kami dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan kami akan terus berusaha untuk memberikan pelayanan maksimal baik kepada masyarakat maupun warga binaan,” tutup Fajar.
Bakti yang Tidak Cuma di Hari Bhakti
Tentu, 20 paket sembako tak bisa menyelesaikan semua masalah. Tapi yang dilakukan Rutan Batam ini setidaknya membuktikan bahwa pemasyarakatan tak melulu tentang sel, pengawasan, dan jeruji.
Ia juga bisa tentang berbagi, menyapa, dan merawat yang ada di luar pagar.
Karena kadang, keadilan sosial itu datang lewat kantong plastik berisi beras dan minyak goreng. Dan itu cukup untuk menunjukkan, ada empati yang masih menyala di balik sistem.
Laporan: Yuyun