Dahulunya dianggap sampah dan dibiarkan begitu saja, kini Rengkam tumbuhan jenis alga cokelat yang bernama latin Sargasum sp mampu menghidupi keluarga Swandi warga Desa Mamut, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
“Ini dulu kita biarkan saja, tidak diambil juga dia mati sendiri, tapi kemudian tumbuh lagi. Dulu kita anggap rengkam ini sampah,” kata Swandi saat ditemui sedang menjemur Rengkam tak jauh dari rumahnya, Selasa (15/11/2022).
Menurut Swandi, tumbuhan bewarna cokelat ini tumbuh subur dan mudah ditemukan di seputaran Pulau Mamut, Kecamatan Senayang. Jika cuaca panas, Swandi mengaku bisa menjual Rengkam yang sudah dikeringkan perharinya sebanyak 100 Kilogram ke pengepul.
“Dalam sehari kalau cuaca panas bisa sampai 100 kilo dijual ke penampung,” kata Swandi yang saat itu ditemani istrinya untuk membantu menjemur Rengkam.
Untuk harga jual Rengkam kering dijual ke pengepul, Swandi mengaku dihargai sebesar Rp 1.700,- perkilonya. Dahulunya kata pria yang akrab disapa Suan merupakan Ketua RT di Desa Mamut ini, rumput laut bewarna cokelat itu tidak diliriknya sama sekali, namun dikerenakan desakan ekonomi akibat pandemi Covid-19 ia harus memutar otak untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya.
Baca Juga : Bakau Desa Mamut Lingga Terancam Punah Akibat Dapur Arang di Pulau Petai
“Dulu saya melihat warga saya mengambil dan menjemur Rengkam. Setelah saya tau ternyata Rengkam ada harganya dan diekspor, saya tergiur untuk mengambil Rengkam,” ungkap Swandi.
Sejak saat itu, Swandi memutuskan untuk mengumpulkan Rengkam yang dipungutnya dari laut di Pulau Mamut sembari menunggu pekerjaan yang tetap. Di Desa Mamut tak hanya Swandi sendiri yang menekuni pekerjaan tersebut namun sejumlah warga di wilayah Pulau Mamut juga melakukan hal yang sama.
“Dari rengkam, Alhamdulillah kami bisa makan dan juga sekolahkan anak. Sekarang nyari ikan cuma jadi sambilan,
Swandi bersyukur ditengah keterpurukan ekonomi yang saat ini terjadi, tuhan membuka pintu jalan rejeki buat dirinya dan warga sekitar, sebab kata Swandi melaut mencari ikan saat ini hasil tangkap sangat minim dan sulit, bahkan mencari ikan di laut saat ini hanya dijadikan pekerjaan sambilan, warga sekitar lebih fokus pada mengumpulkan Rengkam.
“Tentu ini anugerah yang patut kita syukuri, rumput laut liar ini tumbuh subur di Pulau Mamut dan menghasilkan uang,” kata Swandi.
(Fikri)