KUTIPAN – Dunia sepak bola, penuh dinamika, bukan hanya tentang skor, tapi juga tentang perjuangan, harapan, dan terkadang kekecewaan. Kisah Ramadhan Sananta, penyerang Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23, menjadi cerminan dari dinamika tersebut.
Kekalahan Timnas Indonesia U-23 di semifinal Piala Asia U-23 2024 dengan skor 0-2 melawan Uzbekistan U-23 menenggelamkan Sananta dalam badai kritik netizen. Diharapkan menjadi angin segar bagi serangan Garuda Muda, ia gagal memenuhi ekspektasi. Permainan tim tak berjalan mulus, Sananta pun ditarik keluar pada menit ke-76.
Media sosial menjadi ajang ekspresi kekecewaan, Sananta pun menjadi trending topic. Kritik pedas dan perbandingan dengan striker lain menghujamnya. Frustasi para pendukung tergambar jelas dalam komentar dan cuitan.
Namun, di balik kritik, terdapat kisah perjuangan yang tak boleh dilupakan. Sananta bukan nama yang tiba-tiba muncul. Perjalanan karirnya dari Liga 3 hingga Timnas Indonesia adalah bukti kerja keras dan dedikasi. Diawali dari klub lokal, kemudian bergabung dengan Harjuna Putra di Liga 3, hingga menembus Liga 1 bersama Persikabo 1973 dan PSM Makassar, Sananta telah menunjukkan semangat juang yang luar biasa.
Kritik dan dukungan adalah dua sisi mata uang yang sama dalam olahraga. Kisah Ramadhan Sananta mengingatkan kita bahwa di balik setiap kritik, terdapat perjalanan panjang yang telah dilalui oleh seorang atlet.
Mungkin saat ini Sananta berada di lembah kritik, namun dengan semangat dan dedikasi yang sama, dia dapat kembali ke puncak harapan dan prestasi. Mari kita dukung perjuangan Sananta dan Timnas Indonesia U-23 untuk bangkit dan menunjukkan semangat garuda yang sebenarnya.
Sumber : Okezone