
KUTIPAN – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penyitaan uang senilai Rp54 miliar dalam penyidikan dugaan tindak pidana korupsi proyek pengadaan mesin electronic data capture (EDC) di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) periode 2020–2024.
“Hari ini, Kamis (25/9), penyidik KPK kembali melakukan penyitaan uang sejumlah Rp54 miliar terkait perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan mesin EDC di BRI,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo dikutip dari ANTARA, di Jakarta.
Dengan tambahan tersebut, jumlah uang yang telah berhasil disita mencapai Rp65 miliar. “Penyitaan ini merupakan tambahan dari penyitaan sebelumnya senilai Rp11 miliar,” jelas Budi.
Ia menuturkan, uang tersebut berasal dari salah satu vendor yang terlibat dalam proyek mesin EDC. “Hal ini sekaligus sebagai bentuk iktikad baik dan kerja sama yang positif antara pihak-pihak terkait dengan tim penyidik KPK agar proses penyidikan perkara ini berjalan efektif, dan bisa memulihkan keuangan negara secara optimal,” tambahnya.
KPK juga menyerukan agar vendor lain turut kooperatif. “KPK juga meminta vendor-vendor lain yang terlibat dalam proyek mesin EDC BRI agar kooperatif, dan mendukung pengungkapan perkara ini agar terang benderang,” ujarnya.
Selain itu, Budi menegaskan KPK membuka kemungkinan untuk mengembangkan penyidikan ke arah tindak pidana pencucian uang (TPPU) maupun melibatkan korporasi.
Sebelumnya, KPK pada 26 Juni 2025 resmi mengumumkan penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan mesin EDC BRI. Empat hari berselang, 30 Juni 2025, KPK menyebut nilai proyek mencapai Rp2,1 triliun. Lembaga antirasuah itu juga mencegah 13 orang bepergian ke luar negeri, termasuk Catur Budi Harto (CBH), Indra Utoyo (IU), Dedi Sunardi (DS), hingga beberapa pihak vendor.
Kerugian negara sementara diperkirakan sekitar Rp700 miliar atau 30 persen dari total nilai proyek. Pada 9 Juli 2025, KPK resmi menetapkan lima tersangka, yakni mantan Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto (CBH), mantan Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI sekaligus mantan Dirut Allo Bank Indra Utoyo (IU), SEVP Manajemen Aktiva dan Pengadaan BRI Dedi Sunardi (DS), Direktur PT Pasifik Cipta Solusi (PCS) Elvizar (EL), serta Direktur PT Bringin Inti Teknologi Rudy Suprayudi Kartadidjaja (RSK).