Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas III Dabo Singkep, Jaka Putra Manurung, telah membuka lembaran baru bagi para narapidana dengan program inovatif pembinaan yang tidak hanya pembinaan kerohanian namun juga mengajarkan keterampilan pengembangan keterampilan dan kemandirian berwirausaha.
Sejak dilantik pada Oktober 2023, Jaka Putra, A.Md.IP., S.H pria kelahiran Medan pada 20 Juli 1985, langsung menggulirkan sejumlah inovasi untuk memberdayakan warga binaan serta melakukan koordinasi dengan berbagai instansi yang berada di Kabupaten Lingga.
“Total penghuni kita saat ini 96 orang, kapasitas hanya untuk 50 orang,” ungkap pria yang akrab disapa Jaka saat ditemui di ruangannya pada Senin (22/1/2024).
Dijelaskan pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala BAPAS Kelas II Jaya Pura ini, untuk mengatasi over kapasitas, dirinya menggulirkan beragam kegiatan pembinaan kemandirian dan keterampilan yang melibatkan warga binaan.
Seperti produksi pengolahan keripik pisang, makanan siap dengan layanan delivery, jasa cuci motor, pengelasan, bercocok tanam dan budidaya ikan, dikarenakan keterbasan lahan di lingkungan dalam Lapas, saat ini kegiatan bercocok tanam sudah mulai di garap dilahan milik warga dengan status pinjam pakai yang berada di Desa Batu Kacang.
Menurut Jaka Putra, berbagai kegiatan wirausaha dan inovasi yang dilakukan bukan hanya sekadar pembinaan jiwa dan raga para warga binaan, tetapi juga pemberdayaan untuk memastikan para narapidana mendapatkan keterampilan dan penghasilan secara halal di balik jeruji besi.
“Kita juga ada membuat produk makanan siap saji sekalian dengan delivery-nya, ada nasi goreng, empek-empek, mie goreng dan sebagainya, untuk harganya cukup terjangkau,” kata Jaka sembari menunjukkan ruangan memasak untuk memproduksi makanan siap saji.
Segala macam bentuk makanan yang diproduksi oleh warga binaan, kata Jaka telah melalui uji coba atau dicicipi oleh petugas sebelum dipasarkan, selain itu lingkungan tempat memasak juga dijaga kebersihannya.
“Makanan warga binaan pun sebelum diberikan juga saya cicipi setiap harinya,” kata Jaka saat mencicipi hidangan untuk warga binaan di dapur Lapas.
Sementara untuk jasa delivery, Jaka mengungkapkan pengantaran dilakukan oleh warga binaan yang telah menjalani setengah masa pidana dan memiliki surat jaminan dari keluarga.
“Ada surat jaminan dari pihak keluarga sehingga mereka bisa kita kasi kepercayaan untuk melakukan delivery,” kata Jaka.
Dijelaskan Jaka Putra, beragam kegiatan yang diterapkannya itu merupakan bagian dari upaya memanusiakan manusia dengan keterampilan dan pembinaan kerohanian, sehingga ketika bebas, mereka dapat menjadi manusia yang mandiri dan bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Menurut Jaka Putra, Lapas sejatinya bukanlah tempat untuk menyiksa dan memberikan penderitaan kepada narapidana, melainkan sebagai lingkungan pembinaan untuk memanusiakan mereka yang pernah tersesat. Harapannya, setelah menjalani masa hukumannya, para narapidana dapat kembali menjadi manusia yang lebih baik.
Mengusung semangat koperasi beragam wirausaha yang dijalankan Lapas Dabo Singkep di bawah pimpinan Jaka Putra, tidak hanya berfokus pada omzet melainkan berupaya memberikan pembinaan keterampilan pada warga binaan sesuai dengan minat mereka.
“Kami tidak hanya fokus pada omzet, tapi berusaha membina agar warga binaan berperan serta dalam program ini sesuai dengan minat mereka. Pemasukan dari usaha ini juga kami berikan kepada mereka,” tegas Jaka Putra.
Menurut Jaka Putra berbagai kegiatan pembinaan kemandirian dan keterampilan yang dilakukan sebagai wujud langkah konkret untuk menjaga lingkungan Lapas kondusif dan memberikan keterampilan bagi warga binaan agar ketika mereka bebas nanti bisa berwirausaha dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya.