
KUTIPAN – Pendidikan anak usia dini memang nggak bisa dianggap remeh. Anak 5–6 tahun itu kelihatannya kecil, tapi mereka lagi jadi pondasi besar buat masa depan bangsa. Dan kemarin, di Aula Engku Hamidah lantai 4 Kantor Walikota Batam, Senin (2/6), pondasi besar itu resmi punya penggerak baru. Erlita Amsakar dikukuhkan sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Kota Batam masa bakti 2025–2030 oleh Bunda PAUD Provinsi Kepri, Hj. Dewi Kumalasari Ansar.
Acara ini bukan cuma seremoni tepuk tangan dan foto bareng. Isinya padat dan maknanya dalam. Dalam sambutannya, Dewi Ansar nggak basa-basi soal pentingnya peran Bunda PAUD. Menurut dia, jabatan ini adalah ujung tombak—bukan aksesoris jabatan.
“Pembentukan mental dan pembangunan karakter anak usia pra sekolah (5-6 tahun) merupakan hal yang sangat penting… keberadaan Bunda PAUD ini sangat penting guna memastikan penyelenggaraan PAUD berjalan secara baik dan berkualitas,” katanya tegas.
Masuk akal sih. Soalnya, PAUD itu tempat di mana anak-anak mulai belajar duduk tenang, kenal huruf, angka, sampai cara berteman. Nggak heran kalau Dewi Ansar menekankan bahwa pendidikan anak usia dini bukan tugas pemerintah doang. Ini urusan semua orang—keluarga, masyarakat, dan tentu saja negara.
“Karena di pundak anak-anak kita itulah kelak masa depan bangsa Indonesia, khususnya Provinsi Kepri diletakkan,” ucapnya dengan nada serius.
Kehadiran Bunda PAUD bukan cuma simbolik. Mereka diharapkan bisa menjadi penggerak dan penyambung program pendidikan usia dini agar merata dan berkualitas. Ibaratnya, mereka ini kepala stasiun yang ngatur supaya semua gerbong—dari tenaga pengajar, orang tua, hingga masyarakat—bergerak ke arah yang sama.
Erlita Amsakar sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi yang baru juga langsung pasang target. Harapannya jelas: semua pihak di Kota Batam kudu gotong royong. Nggak ada cerita PAUD maju sendirian di satu kelurahan, tapi mandek di tempat lain.
“Kota Batam sebagai salah satu barometer pendidikan di Kepri harus selalu mendorong agar terciptanya pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya,” katanya dengan penuh semangat.
Kalau dipikir-pikir, pengukuhan seperti ini bukan cuma urusan jabatan atau seremoni rutinitas tahunan. Ini adalah pengingat keras kalau pendidikan anak itu bukan kerja sambil lalu. Nggak cukup dengan niat baik doang. Butuh dukungan sistem, pengawasan, dan terutama sinergi.
Jadi, buat warga Batam, semoga pengukuhan ini bukan sekadar headline satu hari. Tapi jadi pembuka jalan panjang untuk anak-anak yang lebih cerdas, sehat, ceria, dan siap menghadapi masa depan. Dan yang lebih penting lagi, semoga semua pihak beneran bahu membahu. Karena masa depan anak-anak kita nggak bisa ditunda, apalagi dititipin ke layar gadget.
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.