
KUTIPAN – Demo di Monas itu ibarat konser besar. Ada massa, ada panggung orasi, dan ada aparat yang siap jaga keamanan. Bedanya, di sini tak ada tiket, tak ada fanbase, tapi penuh semangat menyampaikan suara rakyat. BEM SI turun ke jalan, dan 1.489 personel gabungan pun dikerahkan. Bukan main.
Tapi jangan salah kira. Ini bukan pasukan siap tempur. Polisi yang diterjunkan kali ini tak dibekali senjata api. Sebaliknya, mereka dibekali arahan untuk bersikap humanis dan persuasif. Ini bukan soal mengepung, tapi mengawal. Soal menjaga, bukan mengekang.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, tegas tapi tenang saat bicara. “Kami siap menjaga keamanan dan ketertiban, namun tetap mengedepankan profesionalisme dan sikap persuasif di lapangan,” katanya.
Para personel gabungan disebar di titik strategis kawasan Silang Selatan Monas. Susatyo menyebut tujuannya jelas: mencegah gangguan kamtibmas dan kemacetan. Tapi bila suasana memanas, polisi pun tak segan ambil langkah tegas.
“Petugas keamanan akan bertindak tegas untuk menjalankan tugas,” ujar Susatyo.
Meski begitu, langkah tegas tak berarti asal sikat. Pendekatan tetap mengedepankan etika. Polisi datang bukan sebagai lawan, tapi penjaga agar aksi tetap berjalan damai.
Susatyo juga menaruh perhatian khusus pada orator. Yang satu ini memang bisa jadi pemantik emosi massa. Maka peringatan pun dilontarkan: jangan ada provokasi, jangan ajak massa bertindak anarkis.
“Kami mengimbau kepada para orator agar tidak memprovokasi massa untuk melakukan tindakan anarkis,” katanya.
Tak cuma itu, fasilitas umum juga diingatkan untuk tidak disentuh secara destruktif. Ban bekas bukan untuk dibakar, dan aparat bukan untuk dilawan. Demo boleh, tapi tetap dalam koridor.
Buat masyarakat yang tak ingin terjebak macet, Kapolres menyarankan satu hal sederhana: hindari kawasan Monas.
“Rekayasa arus kendaraan akan diberlakukan secara situasional jika terjadi lonjakan jumlah massa atau gangguan keamanan,” jelasnya.
Jadi, kalau pagi itu lewat Monas dan bertemu barikade polisi, jangan panik. Mereka bukan pasukan elite siap tembak. Mereka cuma sedang jaga agar suara mahasiswa bisa sampai, tanpa harus disertai kericuhan.
Laporan: Rangga
Editor: Husni
Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan media Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.