
KUTIPAN – Biasanya kalau dengar kata bedah buku, yang terbayang adalah ruangan penuh aroma kopi dan orang-orang serius mendiskusikan kalimat panjang yang cuma dipahami separuh peserta. Tapi kali ini agak lain ceritanya. Di Tanjungpinang, diskusi buku justru terasa hangat, bukan karena ruangannya sempit, tapi karena yang dibedah adalah karya sang Wakil Wali Kota sendiri.
Buku berjudul “Pengaruh Bugis dalam Sejarah Melayu” karya Raja Ariza mendadak jadi bahan obrolan menarik di kalangan pegiat literasi. Bukan cuma karena penulisnya seorang pejabat, tapi karena topiknya menyentuh akar sejarah yang jarang dibicarakan, bagaimana orang Bugis ikut membentuk wajah politik dan budaya Melayu.
Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kota Tanjungpinang, yang digawangi Abdul Rauf Rahim, datang beraudiensi langsung ke kantor wakil wali kota pada Kamis (9/10/2025). Mereka bukan sekadar ingin bersalaman, tapi menyusun rencana serius, bedah buku dan diskusi publik yang diharapkan bisa menyalakan semangat membaca dan berpikir kritis tentang identitas Melayu.
Audiensi tersebut berlangsung di ruang kerja Wakil Wali Kota Tanjungpinang, dengan Abdul Rauf Rahim selaku Ketua FTBM hadir bersama tim. Tujuannya jelas, berkoordinasi untuk pelaksanaan Bedah Buku dan Diskusi Publik yang akan mengangkat karya tulis sang wakil wali kota sendiri.
Abdul Rauf tampak antusias. Ia menyebut buku tersebut “sangat menarik dan kaya akan nilai historis,” hingga membuat FTBM tergerak mengajak masyarakat memahami lebih jauh peran orang Bugis dalam perkembangan Kerajaan Melayu.
“Buku ini membuka wawasan baru mengenai bagaimana orang Bugis bukan hanya sekadar bagian dari sejarah, tapi juga punya pengaruh strategis dalam politik dan budaya Melayu, khususnya di wilayah Johor, Riau, Lingga, dan Pahang pada abad ke-17 hingga ke-18,” ujar Abdul Rauf.
Harapannya, kata Abdul Rauf, kegiatan ini bisa memperkaya literasi sejarah masyarakat Tanjungpinang, sekaligus menghadirkan ruang dialog langsung antara pembaca dan penulisnya.
Raja Ariza, tentu saja, menyambut baik rencana itu. Ia mengaku senang karena karyanya mendapat perhatian dari kalangan pegiat literasi. Dalam penjelasannya, Raja Ariza memaparkan bahwa buku tersebut mencoba meluruskan pandangan keliru tentang migrasi orang Bugis ke Tanah Melayu.
“Kedatangan orang Bugis ke tanah Melayu bukan bertujuan ekspansi atau perebutan kekuasaan, melainkan mencari penghidupan dan menghindari kondisi politik yang tidak stabil di Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Namun sejarah memang tak bisa ditebak. Melalui dinamika politik, para perantau Bugis di bawah kepemimpinan Opu Daeng Bersaudara justru masuk ke dalam struktur pemerintahan Kerajaan Melayu sebagai Yang Dipertuan Muda, posisi yang strategis dan berpengaruh.
“Keberadaan orang Bugis membawa perubahan signifikan dalam struktur pemerintahan dan politik Melayu, serta memperkuat ikatan persaudaraan antara Melayu dan Bugis. Terutama pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Riau IV, Raja Haji, yang dikenal sebagai sosok Melayu Bugis yang sangat paham budaya Melayu,” jelas Raja Ariza.
Ia juga menambahkan, orang Bugis berkontribusi besar dalam pembangunan ekonomi, pendidikan, keamanan, dan pertahanan kerajaan. Semua itu membuat kemaharajaan Melayu mencapai puncak kejayaan dan disegani di kawasan Selat Malaka serta pesisir timur Sumatera.
Raja Ariza kemudian memberi kabar baik, buku tersebut sudah bisa dibaca di Perpustakaan Kota Tanjungpinang, meski belum diterbitkan secara resmi. Karenanya, ia menilai acara bedah buku yang diinisiasi FTBM ini akan jadi momentum penting agar masyarakat lebih mengenal warisan sejarah Melayu-Bugis secara lebih dekat.
Audiensi itu pun diakhiri dengan suasana hangat. Kedua pihak sepakat menjadwalkan acara bedah buku secepatnya, sebagai bagian dari upaya memajukan budaya literasi dan memperkuat identitas sejarah lokal. Kalau bedah buku biasanya terasa berat, sepertinya yang satu ini justru akan jadi pesta kecil untuk para pecinta sejarah yang haus akan cerita lama, tapi tetap relevan untuk masa kini.


				
				
				
				
				
				
				

		
		
		
		
		
		
		
		
