
KUTIPAN – Seminar kadang dipandang membosankan. Tapi yang satu ini beda. Aula SMA Negeri 2 Tanjungpinang pada Rabu (15/10/2025) justru jadi saksi bagaimana guru-guru se-Kota Tanjungpinang berkumpul bukan sekadar mendengarkan materi, tapi juga menata cara pandang baru tentang pendidikan.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tanjungpinang, dan bukan acara biasa-biasa saja. Hadir berbagai tokoh penting, mulai dari Ketua DPRD Kota Tanjungpinang Agus Djurianto, perwakilan Pengurus Besar PGRI Pusat Dr. Jejen Musfah, M.A., Ketua PGRI Provinsi Kepulauan Riau Dr. Parida, M.Pd., hingga Ketua PGRI Kota Tanjungpinang Drs. Kariadi.
Sementara Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah berhalangan hadir, kehangatan acara tetap terjaga karena beliau diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Politik, dan Hukum, Marzul Hendri.
Dalam laporan kegiatan, Ketua PGRI Kota Tanjungpinang, Drs. Kariadi, menyampaikan bahwa seminar ini bukan hanya formalitas, melainkan wadah strategis untuk memperkuat kapasitas guru di tengah perubahan dunia pendidikan yang begitu cepat.
“Seminar ini bertujuan untuk membuka wawasan dan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di Kota Tanjungpinang. Kami ingin agar para guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembelajar yang adaptif terhadap perubahan zaman dan perkembangan teknologi pendidikan,” ujar Kariadi.
Kata “adaptif” di sini bukan sekadar jargon. Dunia pendidikan memang sedang berubah cepat, mulai dari AI, sistem belajar digital, sampai kebiasaan belajar murid yang makin visual. Maka, guru tidak lagi cukup dengan metode lama.
Kariadi menegaskan, tema seminar tahun ini difokuskan pada penguatan mutu pendidikan berbasis inovasi dan kolaborasi. Harapannya, kegiatan ini melahirkan ide-ide segar yang bisa langsung diterapkan di kelas.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pengurus Besar PGRI Pusat, khususnya kepada Dr. Jejen Musfah, M.A., yang hadir langsung memberikan pembekalan kepada para peserta, serta kepada Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah atas dukungan penuh meski diwakilkan.
Dalam sambutannya, Marzul Hendri membawa pesan hangat dari Wali Kota. “Bapak Wali Kota menyampaikan salam hormat dan permohonan maaf tidak dapat hadir secara langsung. Beliau menitipkan pesan agar kegiatan ini dapat menjadi wadah yang produktif bagi guru-guru dalam mengembangkan kompetensi dan meningkatkan mutu pendidikan di Tanjungpinang,” ucapnya.
Nada pidato Marzul menggambarkan satu hal: pemerintah daerah ingin menegaskan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan kolaborasi nyata antara pemerintah, organisasi profesi, dan para pendidik di lapangan.
Marzul bahkan memberi apresiasi pada PGRI yang dianggap konsisten mendukung visi pemerintah daerah untuk membentuk SDM unggul dan berdaya saing.
“Kegiatan seminar ini menjadi bentuk nyata komitmen PGRI dalam mendukung visi pemerintah daerah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing. Kami berharap hasil dari seminar ini bukan hanya menjadi diskusi, tetapi juga dapat ditindaklanjuti menjadi langkah konkret dalam penguatan mutu pendidikan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, tantangan pendidikan hari ini bukan hanya soal kurikulum, tapi juga soal daya tahan guru dalam menghadapi derasnya arus digitalisasi.
“Kami berharap kegiatan ini berjalan lancar dan menghasilkan gagasan yang konstruktif, baik dalam mengidentifikasi kendala di lapangan maupun melahirkan hal-hal kreatif yang dapat menjadi inovasi baru bagi PGRI dan dunia pendidikan di Kota Tanjungpinang,” tutupnya.
Seminar yang mungkin tampak biasa di kalender kegiatan ternyata menyimpan pesan besar: pendidikan yang hidup harus terus belajar dari perubahan.
Dan di Tanjungpinang, perubahan itu dimulai dari ruang aula yang dipenuhi semangat guru-guru yang ingin terus maju, bukan karena tuntutan, tapi karena panggilan hati untuk tetap relevan di zaman yang serba cepat.





