
KUTIPAN – Ada kabar bahagia dari Kabupaten Lingga. Sebanyak 406 orang CPNS resmi diangkat dan menerima Surat Keputusan (SK) dari Bupati Lingga, Muhammad Nizar, S.Sos, langsung di halaman Kantor Bupati. Tanggal 27 Mei 2025 jadi momen yang bakal dikenang: tanggal resmi masuk dunia birokrasi, lengkap dengan tantangan, aturan, dan tentunya… tunjangan.
Yang datang ke acara ini bukan cuma para CPNS dengan muka semringah dan kemeja putih-stelan hitam khas anak baru PNS. Hadir juga jajaran OPD, camat se-Kabupaten Lingga, hingga pejabat struktural yang mungkin bakal jadi atasan langsung.
Bupati Nizar menyampaikan pesan yang bisa dibilang kombinasi antara motivasi dan ultimatum:
“Saya sangat berharap kepada CPNS yang baru agar betul-betul bekerja dengan semangat dan sebaik-baiknya. Jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan ini. Dari ribuan pelamar, hanya 406 orang yang diterima. Ini adalah amanah,” tegas beliau.
Kalimat itu kayak kode keras yang bilang: “Yang nyantai-nyantai mending balik kanan sekarang.” Soalnya, jadi CPNS itu bukan cuma soal lulus tes, tapi juga soal bisa atau tidak menjaga semangat kerja dari bulan ke bulan, dari Senin ke Senin.

Bupati juga nggak segan menyindir fenomena yang sangat nyata di banyak kantor pemerintahan: pegawai yang lebih rajin nongkrong di kedai kopi ketimbang ngadep komputer.
“Loyalitas bukan hanya kepada Bupati, Wakil Bupati, atau Sekda, tapi juga kepada pimpinan langsung di lingkungan OPD masing-masing. Jangan ikut-ikutan pegawai malas yang jarang masuk kantor atau lebih banyak nongkrong di kedai kopi,” ujarnya, dengan tone yang bisa bikin merinding para “ASN musiman”.
Ini sindiran sekaligus peringatan keras. Jangan sampai CPNS baru malah jadi “adik asuh” para senior yang absen lebih sering daripada hadir. Bukannya jadi agen perubahan, malah ketularan gaya hidup “kantor rasa warkop”.
Acara penyerahan SK itu memang penuh kebanggaan. Tapi seperti kata banyak motivator birokrasi, “SK itu bukan akhir, tapi awal dari segala drama kerja.” Setelah ini, PR sesungguhnya dimulai: adaptasi, belajar budaya kerja, dan pastinya belajar menahan diri dari godaan rebahan setelah apel pagi.
Penutup acara adalah foto bersama dan ucapan selamat. Tapi jangan lupa, di balik foto senyum itu, ada tugas yang panjang untuk membuktikan bahwa kepercayaan negara itu nggak salah alamat.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.