
KUTIPAN – Jalan rusak itu masalah klasik yang bisa bikin warga sebel, apalagi kalau udah masuk musim hujan dan lubangnya makin dalam dari lubang galian tambang. Tapi di Tasikmalaya, ternyata masih ada harapan.
Soalnya, walaupun anggaran daerah lagi ngos-ngosan dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 soal efisiensi belanja daerah, Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya tetap jalan terus urus jalanan. Gak nunggu hujan reda atau anggaran turun, mereka tetap pegang komitmen.
Yafit Khairul Adnan, Plt. Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, bilang dengan tegas kalau kerja tetap jalan meskipun nggak ada sokongan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Provinsi Jawa Barat.
“Kami tetap bekerja dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga keberlangsungan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan dan jembatan,” ujarnya.
Artinya, walau nggak ada ‘uang jajan’ tambahan dari pusat dan provinsi, proyek-proyek prioritas tetap tancap gas.
Lima proyek strategis bahkan udah ditetapkan langsung sama Bupati lewat Keputusan Bupati Nomor 00.1/KEP.62-BPBJ/2025. Nama-nama jalan yang masuk daftar: Warungpeuteuy–Bojonggambir, Papayan–Cikalong, Ciwatin–Kalapagenep, dan Sindangreret–Cidadap. Saat ini semua lagi dalam proses pengadaan barang dan jasa. Tinggal nunggu ketok palu kontrak kerja.
Nggak cuma proyek besar, perbaikan jalan rutin juga nggak diabaikan. Hingga awal Juni 2025, kontrak untuk pemeliharaan jalan rusak sedang hingga berat di berbagai kecamatan udah diberesin. Fokusnya jelas: mana yang paling rusak, itu yang didahulukan.
Yang menarik, Dinas PUTRLH nggak cuma mikirin hari ini. Mereka juga udah nyiapin usulan buat tahun anggaran 2026. Jadi mulai dari BKK Provinsi, DAK, sampai program Inpres Jalan Daerah (JD), semua dirancang buat ngedongkrak jalan-jalan yang bisa dukung sektor pertanian, pariwisata, sampai konektivitas antarwilayah.
Nah, soal keluhan masyarakat soal beberapa titik jalan rusak yang belum sempat ditangani, Yafit juga nggak ngeles. “Kami menyadari adanya beberapa ruas jalan yang belum dapat ditangani secara cepat. Untuk itu, kami mohon maaf kepada masyarakat,” katanya. Tapi tenang, mereka janji tetap maksimal biar pembangunan merata dan adil.
Walaupun duit cekak dan aturan makin ketat, prinsip efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas tetap dipegang. Supaya pembangunan jalan bukan cuma jadi proyek musiman, tapi benar-benar terasa manfaatnya sama masyarakat.
Singkatnya, ini bukan soal ada duit atau enggak. Ini soal niat dan strategi. Dan Dinas PUTRLH Tasikmalaya, sejauh ini, kelihatannya masih tahan banting.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/
Laporan: Chandra Editor: Fikri