KUTIPAN – Akhir Desember 2024 menjadi waktu penuh keprihatinan bagi warga Lingga. Cuaca buruk di perairan setempat menyebabkan tiga nelayan hilang saat melaut. Hingga kini, tim SAR gabungan terus bekerja keras mencari dua korban yang masih hilang, sementara satu nelayan telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kepala Stasiun Meteorologi Dabo, Adi Istyono, mengungkapkan bahwa saat ini wilayah Lingga sedang dilanda musim angin utara, yang ditandai angin kencang dan gelombang laut yang tinggi.
“Ketinggian gelombang mencapai 1,5 hingga 2 meter, kondisi ini sangat berbahaya, terutama bagi nelayan yang menggunakan kapal atau pompong kecil,” jelas Adi saat dihubungi Kamis (2/1/2025).
BMKG Kabupaten Lingga pun terus mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, terutama saat melaut.
“Kondisi angin utara ini diperkirakan berlangsung hingga Maret atau April 2025, meski saat ini masih dalam masa pancaroba,” tambah Adi.
Untuk meningkatkan keselamatan, BMKG mengajak nelayan memanfaatkan informasi cuaca dari saluran resmi, seperti aplikasi Info BMKG, grup WhatsApp komunitas, maupun media sosial.
“Tujuannya, agar nelayan bisa lebih siap menghadapi cuaca ekstrem saat melaut,” katanya.
Sementara itu, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, Angkatan Laut, dan Kepolisian terus memperluas pencarian hingga ke perairan terpencil di Kabupaten Lingga. Meski begitu, kondisi cuaca yang berubah-ubah menjadi tantangan besar dalam operasi penyelamatan ini.