KUTIPAN – Bupati Lingga, Muhammad Nizar kembali melakukan Ground Breaking Pelebaran dan Penataan Jalan Masjid Sultan, Daik Lingga yang merupakan Paket Pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan Pulau Lingga dan Singkep dari Kementerian PUPR, Kamis (1/8/2024). Kegiatan pelebaran dan penataan jalan ini menjadi komitmen Pemkab Lingga dalam mendatangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke daerah yang berjuluk Bunda Tanah Melayu ini.
“Terimakasih atas dukungan dari masyarakat Kabupaten Lingga, khususnya masyarakat di Kota Daik. Pembangunan ini adalah keinginan dari masyarakat, mudah-mudahan dapat terlaksana dan bermanfaat nantinya,” ucapan Nizar.
Dikatakan, secara garis besar, ground breaking yang dilakukan adalah aksi dari upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam menjemput anggaran pusat. Anggaran pembangunan bersumber dari APBN untuk itu harus diujung seluruh laporan masyarakat.
“Secara teknisnya, untuk mencapai sepakat menurunkan pembangunan yang bersumber dari APBN itu tidaklah mudah. Ini membutuhkan perjuangan panjang, membutuhkan banyak waktu terutama dokumen-dokumen kesiapan dari pagi siang dan malam, bukan secara tiba-tiba dianggarkan,” terang Nizar.
Keberhasilan menjemput mata anggaran pusat, tentu suatu kebanggaan yang ketikanya pembangunan daerah tidak bisa ditampung menggunakan APBD. Beberapa titik lokasi pembangunan digelontorkan dari APBN dapat dilihat dengan dimulai pembangunan fasilitas pendukung pariwisata di Istana Damnah, penataan kawasan kumuh di Marok Tua dan Kecamatan Senayang, termasuk juga perencanaan kota pusaka dan serta pembangunan IKM Sagu dengan anggaran Rp15 miliar di Desa Musai.
“Hari ini, saya mengucapkan terimakasih khususnya kepada BPJN Kepulauan Riau, keran rencana kami sama juga dengan rencana pihak balai jalan sehingga pembangunan jalan ini dapat terlaksana,” papar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Lingga, Novrizal menjelaskan untuk pagu anggaran yang digelontorkan Kementerian PUPR sebanyak Rp 50 miliar yang terbagi dalam pembangunan dua pulau yakni pulau Singkep dan Pulau Lingga.
“Alhamdulillah, ini semua adalah keinginan dari Bupati kita, keinginan dari masyarakat kita untuk penataan di dalam kota. Mudah-mudahan secara bertahap Daik bisa betul-betul menjadi sebuah kota nantinya, dengan tidak meninggalkan unsur budaya,” kata dia.
Dia mengaku, sejak menjabat sebagai Kepala PUPR, keinginan terbesarnya adalah penataan di dalam kota. Upaya merubah wajah ota Daik sebagai pusat ibukota maupun Kota Dabo dilakukan dengan melakukan pendekatan yang sangat intens dengan pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kepulauan Riau.
Apa yang dilakukan, sebagai bentuk aksi nyata dari upaya dalam membentuk dan menjemput mata anggaran pembangunan. Dia berharap segala bentuk pembangunan fisik yang dilakukan, mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Kabupaten Lingga.
“Tentu hal tersebut tidak semudah membalik telapak tangan. Dan kamu berharap pelan-pelan dapat melakukan penataan hingga, yang dimulai dari pelebaran terlebih dahulu, nanti ada area pejalan kaki. Insyaallah nantinya terwujud kota Daik,” pungkas pria yang akrab disapa Nov ini.