
KUTIPAN – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menggelar rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana. Acara ini sekaligus mempertegas penerapan Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang menjadi landasan strategis dalam pelaksanaan program mitigasi dan penanganan bencana di wilayah ini.
Kegiatan yang diadakan di kantor BPBD setempat yang berlokasi di Jl. Otto Iskandardinata No.19, Empangsari, Kecamatan Tawang, Kabupaten Tasikmalaya, dihadiri oleh pejabat pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan aparat tanggap darurat. Dalam sambutannya, Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya sekaligus Kepala Pelaksana kegiatan, menyampaikan pesan penting terkait peran serta seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi bencana. “Penerapan UU No 24/2007 merupakan pijakan hukum yang kokoh bagi kami untuk merancang strategi penanggulangan bencana. Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk aktif mengikuti pelatihan, simulasi evakuasi, dan berbagai kegiatan kesiapsiagaan lainnya agar dapat meminimalisir dampak bencana,” ungkapnya.
Acara Hari Kesiapsiagaan Bencana tersebut diisi dengan berbagai kegiatan edukatif, seperti simulasi evakuasi, pelatihan pertolongan pertama, dan penyuluhan tentang mitigasi bencana. Kegiatan-kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan pemahaman terkait bahaya bencana, tetapi juga untuk mempererat koordinasi antara BPBD, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat. “Kesiapsiagaan bencana adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, sinergi antar lembaga dan partisipasi aktif warga menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi segala kondisi darurat,” imbuhnya.
Tasikmalaya merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi risiko bencana, baik alam maupun non-alam. Sejak diterapkannya UU No 24 Tahun 2007, BPBD Kabupaten Tasikmalaya telah mengimplementasikan berbagai inovasi dan program sistematis untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta respons cepat dalam menghadapi bencana. Kerja sama dengan berbagai instansi nasional dan dukungan masyarakat turut memperkuat budaya tanggap darurat di daerah ini.
Momentum peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana ini diharapkan mampu membangkitkan semangat gotong royong dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapan menghadapi situasi darurat. Pemerintah daerah pun mengimbau agar setiap warga dapat mengikuti informasi terbaru, berpartisipasi dalam pelatihan, serta menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk keselamatan bersama.
Dengan landasan UU No 24/2007, BPBD dan seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk terus menyempurnakan sistem penanggulangan bencana demi mewujudkan lingkungan yang lebih aman, tangguh, dan resilient. Diharapkan, momentum peringatan ini dapat menjadi titik tolak bagi peningkatan sinergi dalam menghadapi tantangan bencana yang semakin kompleks.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin sekaligus Kepala Pelaksana kegiatan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Azis mengatakan, Pemerintah melalui BNPB Menginisiasi dan merencanakan tanggal 26 april sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana karena pada tanggal 26 april bertepatan dengan di tetapkannya Undang Undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, regulasi tersebut di tetapkan di jakarta oleh Presiden DR.H.Susilo Bambang Yudhoyono ( presiden ke -6 RI ).
“Ada tiga jenis bencana utama yaitu, Bencana Alam, Bencana non alam dan Bencana sosial. Dan kita juga tentu harus mengenal mengenai 4 Pilar Kesiapsiagaan bencana secara umum meliputi: Mitigasi & Pencegahan, Kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan dan Rehabilitasi. Sedangan tujuan Kesiapsiagaan Nasional ini ada 5 misi yang di antaranya yaitu, Pencegahan, Perlindungan, Mitigasi, Respon dan Pemulihan”, Kata Azis.
“Kesimpulannya, dengan penguatan kolaborasi Pentahelix, yang meliputi lima hal yang diantaranya yaitu, pemerintahan yang bertanggung jawab dalam merancang kebijakan dan regulasi yang mendukung mitigasi dan penanganan bencana. Kedua Akademisi, yang berkontribusi melalui penelitian dan pengembangan teknologi yang relevan untuk mitigasi bencana. Ketiga yaitu pelaku usaha, sebagai sektor swasta yang dapat memberikan dukungan dalam hal sumber daya, logistik dan inovasi teknologi. Adapun yang ke empat yaitu Masyarakat, keterlambatan masyarakat sangat penting dalam membangun ketahanan lokal. Dan yang terakhir yaitu Media, yang memiliki peran penting dalam penyebaran informasi yang tepat dan akurat mengenai resiko bencana dan langkah-langkah mitigasi”, paparnya.
“Melalui kolaborasi Pentahelix tersebut, hari ini adalah momentum penting untuk mengingatkan akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, dan yang paling utama untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terkait bencana di daerah rawan bencana di wilayah masing masing. Untuk pelaksanaan kegiatan nya di kantor BPBD masing masing kabupaten/kota 27 se provinsi Jawa Barat yang di pandu oleh BPBD Provinsi melalui zoom meeting Live. Dan untuk Puncak acara nya tingkat provinsi jawa barat belum di laksanakan mungkin bulan depan dan tempat nya belum di tentukan untuk tingkat provinsi jawa barat”, tutupnya.
Laporan : Chandra