
KUTIPAN – Warga Temiang yang beraktivitas di lahan agribisnis kayaknya bakal masuk babak baru. Bukan dibubarin atau disuruh angkat kaki, tapi justru diajak kerja sama dengan cara yang lebih rapi. Jumat (13/6/2025), BP Batam lewat Deputi Pelayanan Umum Ariastuty Sirait, ngumpulin warga di Balairungsari, Bida Utama buat sosialisasi penting.
Topiknya? Tarif sewa lahan.
Yap, mulai sekarang warga yang usaha di kawasan agribisnis Temiang tapi belum punya SPJ alias Surat Perjanjian, akan dikenakan biaya sewa. Tapi tenang dulu, ini bukan skema bikin susah. Justru, BP Batam bilang ini solusi biar warga punya kepastian dalam berusaha. Nggak perlu takut tiba-tiba diusir atau dituduh nyolong lahan negara.
“BP Batam memberikan solusi terbaik bagi warga untuk melakukan aktivitas di lahan agribisnis BP Batam,” kata Ariastuty.
Nah, sewa yang dimaksud ini dibagi per sektor. Kalau usaha di bidang pertanian, cukup bayar Rp 2.000/m² per tahun. Yang main di perikanan, kena Rp 2.750/m² per tahun. Sementara buat peternakan, ada dua jenis: peternakan lahan tapak dikenakan Rp 6,5 juta per tahun, dan peternakan kandang sampai Rp 15 juta per tahun.
Masih terasa mahal? Tenang, BP Batam ngakunya udah hitung kemampuan warga dulu sebelum pasang angka.
“Biaya sewa yang ditetapkan telah mempertimbangkan dengan menghitung kemampuan para tenant, sehingga mereka dapat terus mengembangkan usaha dengan stabil dan berkelanjutan,” tambah Ariastuty.
Intinya, BP Batam pengin semua aktivitas di lahan agribisnis ini legal, aman, dan punya aturan main yang jelas. Supaya warga bisa fokus kembangin usahanya, nggak sibuk was-was digusur.
Ke depan, pihak BP Batam juga bakal kumpulin lagi data warga biar makin akurat. Bukan buat pendataan bansos, tapi buat nyusun rencana penataan kawasan yang lebih tertib.
Apalagi, kawasan Temiang ini katanya bakal dirombak jadi kawasan wisata terpadu. Bukan sekadar kebun, tambak, atau kandang, tapi jadi tempat yang bisa ningkatin nilai ekonomi sekaligus punya potensi pariwisata.
“Kami berharap warga Temiang dapat menerima solusi yang kami tawarkan dan bekerja sama dengan baik dalam mengembangkan usaha di lahan agribisnis BP Batam,” ujar Ariastuty lagi.
Kalau skema ini beneran jalan dan nggak ada drama ke depannya, bisa jadi Temiang bakal naik kelas. Dari lahan agribisnis biasa jadi kawasan wisata keren yang juga tetep berpihak ke warga kecil. Semoga.
Laporan: Yuyun Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.