
KUTIPAN – Bantuan dana hibah dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2023 senilai Rp 4 miliar yang disalurkan ke Baznas Kabupaten Tasikmalaya kini tengah menjadi sorotan publik. Dugaan penyalahgunaan dana mulai mencuat setelah informasi muncul bahwa dana tersebut, yang seharusnya digunakan untuk program pemberdayaan masyarakat, diduga dialihkan untuk pembelian lima unit mobil pribadi bagi ketua dan para wakil ketua Baznas Tasikmalaya.
Menurut keterangan awal yang diperoleh dari narasumber yang tidak ingin di sebutkan nama atau inisialnya, jalur penyaluran dana hibah tersebut difasilitasi melalui mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Barat atas nama Oleh Soleh dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang saat ini terpilih kembali menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 pada pemilihan umum legislatif Indonesia 2024 yang lalu. Informasi yang beredar menunjukkan bahwa mekanisme penyaluran ini memiliki celah yang dimanfaatkan untuk mengalihfungsikan dana bantuan ke kepentingan pribadi para pejabat, sehingga menyalahi prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah.
“Hibah Provinsi Jawa Barat dari oleh soleh Rp 4 miliar ke Baznas Kabupaten Tasikmalaya cuma diberikan Rp 1,5 miliar, sama oleh soleh 2,5 miliar, itu uang Rp 1,5 miliar cuma dibelikan untuk komisioner 5 mobil untuk pribadi. Hibah BAZNAS dari oleh soleh Rp 4 M, ku oleh 2,5 M, ku komisioner Rp 1,5 M dibelika mbil baru 5, Koyum, maki, edi dan dadan, jaki anggaran 2023-2024 yang diantaranya Edi (Ketua) Avanza baru, Dadan Raz, koyum Raz. Maki porza, iwa Raz, cecek koyum Raz. Maki sedan Porsa”, ungkapnya melalui pesan singkat WhatsApp yang di kirim ke awak media, Kamis, (8/5/2025).
Bermodalkan informasi tersebut, tim kutipan.co bersama sejumlah awak media lainnya mencoba menemui Ketua BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya atas nama Eddy Abdul Somadi di kantornya pada Jum’at, (9/5/2025). Namun menurut keterangan dari beberapa staf nya jika Eddy sedang tidak ada ditempat. Saat dikonfirmasi melalui telepon whatsapp miliknya, Eddy mengatakan jika pihaknya membenarkan telah menerima hibah tersebut senilai Rp 4 miliar untuk operasional, insentif guru madrasah, pengembangan UMKM dan baca tulis Qur’an. Eddy pun membenarkan telah membeli 5 unit mobil tersebut untuk operasional pimpinan BAZNAS, bukan untuk pribadi.
“Iya terimakasih atas konfirmasi nya, ya kalau nggak ada berita gini kan media kurang menarik ya. Gini, dari dana 4 miliar itu semuanya itu masuk ke BAZNAS, kami mengalokasikan dana sekian itu untuk operasional di BAZNAS juga untuk memberikan insentif kepada guru-guru madrasah, perincian saya kurang tahu, kemudian untuk pengembangan UMKM, terus baca tulis Qur’an kalau nggak salah, nanti untuk data akuratnya nanti, soalnya saya sedang dalam perjalanan. Mengenai kendaraan mohon maaf, bukan untuk kendaraan pribadi, tapi itu kendaraan untuk operasional pimpinan BAZNAS, makanya namanya juga BAZNAS, tidak ada atas nama pribadi”, ungkap Eddy.
Lebih lanjut Eddy menjelaskan, pihaknya membelanjakan uang hibah provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2023 tersebut atas dasar persetujuan dan verifikasi tim biro kesra Jawa Barat, dan untuk bantuan ke puluhan ribu guru madrasah yang rata-rata kurang lebih Rp. 300 ribu dilakukan melalui by transfer ke rekening masing-masing guru.
“Memang benar, kita mengeluarkan uang itu berdasarkan usulan proposal ke pihak Pemprov, nah itu di verifikasi dulu, memang kita tarik ulur dulu, tarik ulurnya maksudnya oh kata Pemprov ada verifikasi ini nggak boleh, ini ngga boleh..ini nggak boleh.., ternyata itulah yang kami belanjakan itu atas persetujuan dan verifikasi dari tim biro kesra Jabar. Kemudian kami berikan bantuan itu ke guru madrasah dan semuanya itu by transfer ke rekening masing-masing, karena aturan di BAZNAS itu ya ada istilah memberikan uang kas tapi dalam keadaan darurat. Untuk jumlah penerimanya saya lupa lagi, pokonya puluhan ribu kalau nggak salah, rata-rata per guru madrasah ya sekitar berapa ya, sekitar 300 lupa lagi ya, saya harus lihat lagi ya. Itu anggaran hibah tahun anggaran 2023, 2024 kita tidak dapat, tadinya mau dapat juga tapi nggak jadi”, ungkap Eddy.
Di waktu yang sama, mantan anggota DPRD Provinsi Jawa periode 2019-2024 yang saat ini terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2024-2029 dari praksi PKB atas nama Oleh Soleh, saat dikonfirmasi oleh kutipan.co melalui telepon whatsapp miliknya mengatakan, dirinya enggan memberikan komentar apapun dengan alasan tidak paham dan takut jadi blunder, Oleh Soleh pun malah mengajak ngobrol sambil ngopi di darat saat dirinya pulang ke Tasikmalaya.
“Saya tidak…., harus di darat Kang nanti di darat ya biar jelas karena kalau di ini kan nggak ini, nanti kalau ke Tasik kita ngobrol-ngobrol jelas supaya tidak jadi fitnah dan tidak jadi blunder ya. Karena kalau sudah di inikan malah jadi blunder ini, oke kang ya, nanti di darat ya. Saya kalau ke Tasik nanti ngobrol sambil ngopi. Iya kan kalau saya secara pribadi kan soal ininya kan, ya makanya takutnya kan jadi blunder kang, karena memang ini harus di konfirmasi sebenarnya gimana, kalau akang misalkan nanya ke saya kan ini kan soal ininya kan saya kan nggak paham soal ini itu, ngopi di darat saja”, ungkapnya.
Keterangan lengkap dari pihak terkait diharapkan dapat menjelaskan alur penyaluran dana hibah beserta dasar penggunaan dana untuk pembelian mobil tersebut. Pengawasan dan evaluasi internal dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun dikabarkan tengah digiatkan guna menekan potensi penyalahgunaan dana bantuan di masa mendatang. Di tengah sorotan publik ini, berbagai elemen masyarakat dan pengamat keuangan daerah mendesak agar transparansi dalam penyaluran dana hibah segera ditegakkan. Evaluasi menyeluruh diharapkan tidak hanya menyelesaikan kasus yang terjadi, tetapi juga memperbaiki sistem pengelolaan dana bantuan agar tepat sasaran dan bebas dari intervensi kepentingan pribadi.
Laporan : Chandra.