KUTIPAN – Sejarah PT Timah di Dabo Singkep dimulai dari peranannya yang krusial dalam industri timah di Indonesia, terutama di era keemasan ekstraksi timah. Operasi pertambangan ini tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi lokal namun juga menandai kemajuan teknologi dan industri di Kepulauan Riau.
Sayangnya, kejayaan ini tidak bertahan selamanya. Penutupan operasi PT Timah meninggalkan jejak yang dalam bagi Dabo Singkep, melihat salah satu lokasi bangunan yang yang di serahkan ke Pemkab Lingga, berada di kawasan Implasmen yang mana di kawasan tersebut banyak sekali berdiri bangunan, meski ada dari beberapa bangunan tersebut sudah tak terlihat lagi karena telah di robohkan, namun bangunan yang tersisa saat ini telah digunakan dengan berbagai pungsi salah satunya Politeknik Lingga. Namun masih terlihat dari beberapa bangunan yang telah direhab tersebut yang terkesan dibiarkan terlantar.
Gambaran salah satu bangunan eks PT Timah yang berada di kawasan Implasmen saat ini bisa digambarkan dalam satu kata: terlantar. Dominasi reruntuhan, dan vegetasi liar yang mengambil alih menunjukkan betapa tidak terjaganya bangunan ini.
Miris, ini kata yang terucap saat melihat bangunan yang berada di kawasan Implasmen Eks PT Timah di Dabo Singkep ini, dimana pada masanya bangunan tersebut adalah Bengkel yang berfungsi untuk perbaikan berbagai peralatan saat PT Timah masih beroperasi di Dabo Singkep.
Setelah PT Timah tidak lagi beroperasi di Dabo Singkep, banyak sekali bangunan-bangunan yang ditinggalkan, sebagian dari beberapa bangunan itu diserahkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lingga, namun ada juga bangunan peninggalan PT Timah tersebut menjadi milik pengusaha di Dabo Singkep.
Pemerintah Kabupaten Lingga, dibawah kepemimpinan Bupati Lingga Muhammad Nizar, pernah merencanakan bangunan eks bengkel tersebut akan direnovasi dibangun seperti bentuk semula namun belum diketahui diperuntukan untuk apa, hingga saat ini hanyalah menjadi sebuah wacana saja.
Mengutip bahasa Bupati Lingga, Muhammad Nizar di media beberapa waktu lalu tang mengatakan, bahwa sebelumnya pihak Pemkab Lingga telah merenovasi salah satu bangunan yang ada saat ini dan telah diperuntukkan sebagai Kampus Politeknik.
“Maka Pemda saat itu, karena ini sudah jadi aset kita, harus dijaga jangan sampai terbiarkan apalagi ini di tengah kota seperti ini. Makanya kita merenovasi bangunan yang sekarang untuk Politeknik dan kampusnya telah berdiri dengan megah,” kata Muhammad Nizar pada saat itu.
“Saat Bapak Alias Wello masih jadi bupati, pada tahun 2019 lalu, PT Timah berjanji untuk membangun tugu dan merehab gedung yang dulunya milik PT Timah. Namun sampai akhir tahun 2019, tidak kunjung terealisasi,” tambah Muhammad Nizar saat diwawancarai ketika itu.
Bangunan eks bengkel ini terlihat kumuh, dan keadaan ini sangat kontras jika dibandingkan dengan bangunan lain yang telah direnovasi dan difungsikan, tentunya perbandingan ini menghadirkan pertanyaan besar tentang masa depan bangunan bengkel eks PT Timah dan potensi pemanfaatannya. Dengan dilakukannya rehab bangunan ini tidak hanya mengurangi kesan kumuh tapi juga memberikan nilai tambah bagi pembangunan kota Dabo Singkep.
Restorasi dan re-fungsionalisasi bangunan eks PT Timah tidak hanya akan mengembalikan kejayaan arsitekturalnya tapi juga merupakan langkah dalam merajut kembali sejarah dan mengembangkan potensi masa depan yang berkelanjutan untuk generasi yang akan datang untuk mengetahui sejarah PT Timah di Dabo Singkep.(Dito)