
KUTIPAN – Kalau dengar kata “audit”, sebagian orang langsung tegang. Apalagi kalau auditnya datang dari atas, bawa berkas tebal, dan mata tajam penuh pertanyaan. Tapi tunggu dulu, karena yang terjadi di Polres Lingga mungkin bisa memberi sedikit perspektif berbeda soal apa itu audit dan kenapa kegiatan ini penting—nggak cuma buat mencari salah, tapi juga memperbaiki dan menyempurnakan.
Kamis pagi, 8 Mei 2025, Polres Lingga kedatangan tamu penting: Tim Pengawasan dan Pemeriksaan (Wasrik) Tahap I dari Itwasda Polda Kepri. Dipimpin langsung oleh Kompol Edi Suryanto, rombongan ini bukan sekadar mampir ngopi dan salam-salaman. Mereka datang dengan misi jelas: melakukan pemeriksaan administrasi di berbagai bidang, mulai dari manajemen operasional, SDM, sarana prasarana, hingga anggaran keuangan.
Mungkin ada yang mikir, “Lah, ngapain repot-repot dicek segala? Kan udah kerja.” Tapi di sinilah esensinya. Audit macam begini justru penting supaya institusi seperti kepolisian bisa introspeksi dan memastikan semua berjalan sesuai relnya. Namanya juga kerja publik, kudu transparan dan akuntabel.
Kapolres Lingga, AKBP Pahala Martua Nababan, menyambut kunjungan ini dengan tangan terbuka dan kepala tegak. “Selamat datang kepada Tim auditor Itwasda Polda Kepri dalam rangka audit kinerja tahap 1 di Polres Lingga. Kami sangat senang mendapat kunjungan ini agar dapat lebih menambah pengetahuan dan introspeksi,” katanya.
Menurutnya, pemeriksaan ini bukan soal takut ketahuan salah, tapi soal belajar dari proses. Kata kuncinya: perbaikan berkelanjutan.
Kompol Edi Suryanto juga menjelaskan maksud kedatangan timnya dengan gaya yang lebih membangun daripada menghakimi. “Ini merupakan bagian dari upaya untuk membantu satuan kerja dan satuan wilayah dalam mencegah dan menghindari terjadinya penyimpangan pelaksanaan tugas kepolisian serta akuntabilitas penggunaan anggaran berbasis kinerja.”
Maksudnya? Ya kira-kira biar polisi kerja nggak asal-asalan, dana publik nggak bocor, dan laporan kerja nggak asal tempel stempel. Transparansi dan akuntabilitas bukan cuma jargon di baliho, tapi jadi praktik nyata.
Lebih lanjut, Kompol Edi mengingatkan pentingnya menjadikan pemeriksaan ini sebagai proses belajar. “Apa yang menjadi atensi pemeriksaan kita jadikan pembelajaran untuk perbaikan Wasrik berikutnya, sehingga apabila nantinya ada ditemukan kesalahan, tidak akan terulang lagi,” ujarnya.
Nah, ini menarik. Audit bukan sekadar cari kambing hitam. Kalau ada salah, diperbaiki. Kalau udah baik, disempurnakan. Jadi semacam ‘coaching clinic’ buat para pejabat utama dan operator di Polres.
“Wasrik ini sifatnya untuk perbaikan, atau teguran,” ujar Edi lagi. Bukan hukuman, tapi pengingat. Biar nggak salah jalan dan bisa lebih baik ke depan.
Audit dan pengawasan semacam ini memang harus jadi bagian budaya kerja, bukan momok. Karena dalam dunia pelayanan publik, apalagi penegakan hukum, transparansi dan evaluasi internal adalah dua kunci agar kepercayaan publik tetap terjaga. Dan, yang lebih penting, biar kerja keras aparat juga bisa terarah dan punya dampak nyata.
Jadi, ya, audit itu penting. Bukan buat cari salah, tapi buat bikin sistem kerja lebih waras dan tertata. Dan kunjungan Wasrik di Polres Lingga ini bisa jadi contoh gimana proses itu dilakukan dengan kepala dingin dan niat baik.
Laporan: Yuanda Editor: Fikri Laporan ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan.