
KUTIPAN – Perhimpunan Penulis Johor (PPJ) Malaysia bersama Persatuan Penulis Kepri (PPK) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Dialog Selat Tebrau, seminar antarbangsa yang membahas penguatan sastra Melayu dalam konteks zona ekonomi. Kegiatan berlangsung di Dewan RISDA, Johor Bahru, Malaysia pada 23-24 Mei 2025.
Acara tersebut mendapat dukungan dari Kerajaan Negeri Johor dan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia. Sejumlah tokoh budaya, sastrawan, dan akademisi dari Kepulauan Riau turut hadir, termasuk dari Kabupaten Lingga.
Salah satu delegasi dari Lingga, Iman Arifandy yang dikenal dengan nama pena Alang Dilaut, mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi ruang penting untuk mempererat kerja sama sastra lintas negara dan membangkitkan semangat baru dalam dunia literasi di daerah.
“Dengan diadakannya kegiatan yang mempertemukan antara budayawan dan penulis dari Johor dan Kepri ini, diharapkan dapat menjadi semangat baru dalam upaya untuk terus melahirkan karya sastra dari kedua wilayah. Tentunya ini juga akan menjadi semangat baru buat saya sendiri dan komunitas sastra kami di dalam mengembangkan dunia literasi di Lingga,” ujar Alang Dilaut.
Alang menambahkan, sebelum keberangkatannya ke Johor, ia bersama sejumlah tokoh masyarakat di Dabo Singkep telah merencanakan kegiatan literasi yang menyasar pelajar dan masyarakat umum. Menurutnya, ini sejalan dengan misi Komunitas Sastra Dilaut yang menggandeng pelajar untuk terlibat aktif dalam kegiatan literasi.
“Rencananya akan segera kami laksanakan dalam waktu dekat, dengan konsep yang sedikit berbeda dan wadah yang baru,” tambahnya.
Dukungan terhadap keikutsertaan Alang dalam Dialog Selat Tebrau juga datang dari berbagai pihak, termasuk Sekretaris DPRD Lingga, Sabirin; anggota DPRD Lingga, Samsudi dan Mudsasir Zahid; Direktur Perumda Air Minum Tirta Lingga, Irfan Andaria; serta Kepala Dinas Perikanan Lingga, Sutarman.
“Saat menerima undangan resmi dari Persatuan Penulis Johor, beberapa pihak langsung memberikan dukungan agar saya bisa hadir. Mereka berharap ada nilai dan pelajaran yang bisa dibawa pulang untuk pengembangan literasi di Lingga,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, beberapa tokoh sastra dan budaya Kepri turut menjadi panelis, di antaranya Prof. Dr. Abdul Malik, M.Pd.; Dato’ Rida K Liamsi; dan Muhammad Natsir Tahar. Diskusi penutup diisi oleh budayawan Husnizar Hood.
Delegasi Kepri juga diikuti oleh Dato’ H. Huzrin Hood, Ramon Damora, Abdul Kadir Ibrahim, Tarmizi Rumah Hitam, Irwanto Daud, Syafrudin, serta akademisi Rendra Setyadiharja dan Robby Patria. Dari kalangan perempuan, tampak penyair seperti Sutarya Aryaningsih (Ning), Ainun, Azizah, Suryanti, dan Sri Wahyuni (Ayoe SW), serta penggiat seni tari Peppy Cuandra dari Sanggar Sanggam.
Sementara dari Malaysia, para panelis berasal dari berbagai institusi seperti Universiti Putra Malaysia, Universiti Teknologi Malaysia, Kolej Universiti Islam Johor, dan Yayasan Warisan Johor.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat posisi sastra Melayu sebagai bagian dari pembangunan budaya dan ekonomi kawasan.
Laporan: Dito Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kompas.com, tanpa mengurangi substansi informasi.