
- KUTIPAN.CO – Pembukaan lahan baru tambang granit PT. Wira Penta Kencana (WPK), hingga kini masih menuai protes dari sejumlah warga di Teluk Lekup, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun.
Pasalnya, sejumlah rumah warga yang berada di sekitar perusahaan mengalami kerusakan parah akibat aktivitas ledakan batu Quarry B yang berlangsung sejak tahun 2017 lalu.
Dari pantauan tim Kutipan.co di lokasi, dinding rumah warga tampak retak, bukan hanya itu, beberapa plafon rumah juga ambruk akibat getaran yang di timbulkan dari ledakan.
Aisyah, salah seorang warga yang rumahnya terkena dampak ledakan batu mengatakan, sebelumnya warga sudah membicarakan hal itu kepada pihak PT. WPK, namun perusahaan tersebut seolah tidak peduli dengan keluhan para warga.

Bahkan, hingga saat ini rumah sejumlah warga yang terkena dampak tidak kunjung mendapat bantuan dan ganti rugi atas kerusakan yang di alami.

“Penambangan PT WPK di Quarry B itu sangat merugikan warga, dinding rumah kami retak, plafon kami ada yang ambruk. Kami udah bicara ke pihak perusahaan, tapi mereka malah gak peduli. Sampai sekarang gak ada di ganti rugi bang,” ujar Aisyah.
Warga juga sudah mengadukan hal itu kepada Kepala Desa, RT, bahkan ke pihak Kecamatan. Namun tetap saja warga tidak mendapat solusi.
“Kami udah ngadu ke Kades, RT, Camat juga. Tapi sama aja gak ada tindak lanjut, malahan mereka buat kami seperti bola, lempar sana lempar sini,” sambung Aisyah.

Sementara Camat Tebing Abdul Gaffar ketika dikoonfirmasi usai pertemuan dengan warga Teluk Lekup pada kamis, (12/3/2020) lalu mengatakan. Problem itu di luar kapasitas pihak kecamatan, namun dirinya menyarankan warga untuk meneruskan dan melapor kepada Dinas Tenaga Kerja.
“Itu diluar kapasitas kita, kalau saya pribadi, saya akan laporkan hal itu kepada pihak Dinas Tenaga Kerja, biar mereka yang memproses dan menemui pihak perusahaan,” kata Abdul Gaffar.
Bukan hanya kerugian atas keretakan dinding rumah saja, namun getaran bagai gempa bumi yang timbul akibat ledakan batu PT. WPK itu juga di nilai mengancam keselamatan seluruh warga di sekitar lokasi penambangan.
“Kalau mereka udah mulai melakukan pengeboman, rumah kami goyang seperti gempa bumi gitu. Kami sangat takut, hingga kami memilih keluar rumah ketika aktivitas mereka berlangsung,” tutup Aisyah, warga Teluk Lekup.
Penulis : Boy
Editor : Ramadhan