KUTIPAN – Pemilu 2024 adalah momen penting bagi bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya di masa depan. Namun, tidak semua orang dapat menikmati proses demokrasi ini dengan mudah dan nyaman. Ada sebagian orang yang harus berjuang keras untuk menjaga agar pemilu berjalan lancar, aman, dan sukses. Salah satunya adalah Aipda Muhammad Yusuf, personel Polres Lingga yang mendaptkan tugas pengamanan pemilu di wilayah terpencil, Desa Tanjung Lipat, Kecamatan Bakung Serumpun, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.
Aipda Yusuf adalah salah satu dari sejumlah personel Polres Lingga yang ditugaskan oleh pimpinan-nya untuk mengamankan jalannya pemilu di Desa Tanjung Lipat, sebuah pulau kecil di Kecamatan Bakung Serumpun. Untuk mencapai ke Pulau itu Aipda Yusuf tak hanya harus siap segala perbekalan akan tetapi juga harus mempersiapkan stamina yang prima, sebab selain letaknya jauh dari Mako Polres Lingga juga jauh dari kediamannya, sementara untuk sampai ke pulau itu Aipda Yusuf harus mengarungi lautan dan menghadapi gelombang lautan.
“Alhamdulillah capek sekali tapi punya rasa kebanggan tersendiri, dapat menjadi bagian kecil dari mensukseskan pemilu. Pelaksaan pemilu di sana [Tanjung Lipat] berjalan aman, lancar dan kondusif,” kata Aipda Yusuf dengan semangat, kepada kutipan.co, Jumat (16/02/2024) sore.
Meski demikian, Aipda Yusuf tidak menyangkal bahwa tugasnya sangat berat dan melelahkan. Dia harus berjalan kaki dari satu TPS ke TPS lainnya, yang jaraknya cukup jauh. Dia harus mengawasi agar tidak ada kecurangan atau gangguan yang mengancam proses pemilu. Dia harus siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di lapangan.
“Ada 3 TPS disini [Tanjung Lipat] antara TPS ke TPS lainnya itu lumayan jauh, mondar mandir jalan kaki terus melihat TPS ke TPS, sampai pegal kaki, pokoknya hantam terus yang penting aman dan lancar proses pemilu-nya,” kata Aipda Yusuf dengan tekad.
Namun, Aipda Yusuf tidak sendirian dalam menjalankan tugasnya. Dia mendapat dukungan dan kerjasama dari masyarakat setempat, yang sangat ramah dan bersahabat. Masyarakat setempat menyambut Aipda Yusuf dengan hangat, memberi tempat tinggal untuk beristirahat malam, makanan, dan minuman. Mereka juga berbincang-bincang dan bermusyawarah dengan Aipda Yusuf, sehingga lelah yang dirasakan polisi berpangkat Aipda ini merasa terobati dan menganggapnya seperti keluarga.
“Alhamdulillah di Tanjung Lipat ini masyarakatnya baik-baik, kekeluargaannya sangat terjaga di sana. Kalau malam kami berkumpul saling bermusyarah dan bercerita, jadi penat pun terobatilah kalau sudah berkumpul-kumpul,” kata Aipda Yusuf dengan senyum.
Setelah pemungutan suara selesai, Aipda Yusuf harus kembali menjalankan tugasnya mengawal dan menjaga logistik pemilu untuk diantarkan dari Desa Tanjung Lipat ke gudang logistik di Kecamatan Bakung Serumpun. Logistik pemilu itu berisi surat suara yang merupakan hak dan suara rakyat. Aipda Yusuf merasa bertanggung jawab untuk menjaga logistik pemilu itu dengan baik, agar tidak ada yang rusak atau hilang.
“Semua logistik sudah di kumpul, kami mengawal dan mengantarkan logistik itu pakai pompong,” kata Aipda Yusuf dengan penuh kewaspadaan.
Namun, perjalanan kembali ke gudang logistik tidaklah mudah. Lautan yang harus mereka arungi cukup bergelombang, dan kapal pompong yang ditumpangi logistik pemilu itu tidak memiliki atap. Pada proses pengantaran kembali logistik pemilu itu ke gudang logistik di Kecamatan Bakung Serumpun dalam satu kapal pompong yang ditumpangi Aipda Yusuf juga diisi oleh logistik dari TPS lainnya yakni dari TPS Desa Tanjung Kelit.
Karena terdapat logistik dari TPS lainnya muatan kapal pompong tak memiliki atap itu penuh sesak, Aipda Yusuf dan rekan-rekannya juga di bantu oleh petugas pemilu lainnya perlahan menata kotak-kotak logistik pemilu kedalam kapal pompong, dikarenakan kapal pompong yang ditumpangi tak memiliki atap, dikhawatirkan kena air hujan dan air laut akibat gelombang, Aipda Yusuf dan rekan-rekannya menutup seluruh kotak logistik dengan terpal.
“Agar tak basah kena air laut, kotak logistik kami tutupi dengan terpal, biarlah baju ini yang basah asal jangan kotak-kotak [logistik pemilu] yang basah,” kata Aipda Yusuf dengan gigih.
Penuh perjuangan akhirnya, Aipda Yusuf dan rekan-rekannya berhasil mengantarkan logistik pemilu ke gudang logistik dengan selamat. Mereka merasa lega dan bangga, karena telah menyelesaikan tugas mereka dengan baik. Aipda Yusuf juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat di Desa Tanjung Lipat, yang telah banyak membantu dan menerimanya dengan baik, Yusuf mengaku momen tersebut akan menjadi kenangan yang tak terlupakan olehnya dan menjadi bagian bersejarah dalam hidupnya selama menjalani tugas sebagai anggota Polri.
Aipda Yusuf adalah salah satu contoh dari ribuan pahlawan pemilu yang berjuang untuk menjaga proses demokrasi di Indonesia. Mereka rela berkorban dan berusaha keras untuk memastikan bahwa pemilu berjalan lancar, aman, dan sukses.(Fik/Ino)