
KUTIPAN – Ada satu kabar yang membuat suasana Ruang Rupatama di Dompak, Tanjungpinang, terasa lebih hangat dari biasanya. Gubernur Kepulauan Riau, H. Ansar Ahmad, resmi masuk sebagai calon penerima tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya 2025, sebuah penghargaan negara yang hanya diberikan kepada sosok yang dianggap benar-benar bekerja serius, konsisten, dan punya karya yang efeknya masih terasa jauh melewati masa jabatannya.
Penetapan itu memasuki babak akhir lewat sesi pemaparan yang digelar pada Senin (24/11/2025). Forum lintas kementerian/lembaga yang hadir bukan sekadar datang untuk formalitas. Mereka membawa hasil verifikasi dari berbagai pintu lembaga besar negara. Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Kemendagri, Adonan, menjelaskan bahwa sang gubernur sudah menuntaskan verifikasi administrasi hingga pemeriksaan dari Polri, Kejaksaan Agung, KPK, dan BIN. Itu kira-kira seperti lulus ujian dari “empat penjaga gerbang” sebelum melangkah ke tahap final.
“Jika sudah sampai pada tahap verifikasi lapangan, berarti Bapak Gubernur telah clear di seluruh proses sebelumnya. Kami berharap verifikasi ini berjalan lancar dan beliau dapat menerima Satyalancana Wira Karya,” ujar Adonan.
Ketua Tim Penilai dari Sekretariat Militer Presiden, Kolonel Kal. Nur Indra Wahit, juga menegaskan bahwa penghargaan ini bukan benda simbolik yang sekadar digantungkan di dada.
“Satyalancana Wira Karya adalah bentuk penghormatan tertinggi negara kepada mereka yang bekerja dalam senyap namun berdampak besar bagi bangsa,” ujarnya.
Konservasi Padang Lamun dan Dugong: Ikon Ekologi Kepri yang Dijaga Serius
Dalam pemaparannya, Gubernur Ansar mengulas salah satu fokus kerjanya yang paling menonjol: konservasi padang lamun dan pelestarian dugong. Dua entitas yang mungkin tak sepopuler ikon wisata, namun justru menjadi jantung ekosistem pesisir Kepri, terutama di Bintan.
Kepri memiliki 38.116 hektare padang lamun, salah satu yang terluas di Indonesia. Hamparan ini menjadi “ruang tamu” penting bagi dugong—satwa yang langka, pemalu, dan dilindungi. Gubernur Ansar melihat bahwa keberadaan dugong bukan hanya soal ekologi, melainkan juga lambang bagaimana daerah menjaga hubungannya dengan laut.
“Padang lamun dan dugong adalah kekayaan hayati yang harus dijaga untuk generasi mendatang. Konservasi ini terbukti berdampak pada ekosistem, ekonomi masyarakat, hingga model pembangunan biru Kepri,” ujar Ansar.
Program yang dipaparkan juga tidak sekadar teori, tetapi penuh langkah konkret, antara lain:
-
Pembentukan UPTD Pengelola Kawasan Konservasi
-
Penanaman 9.000 bibit lamun sejak 2020
-
Pengembangan Lamun Nursery dan Dugong Information System
-
Penguatan kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas)
-
Integrasi konservasi dengan ekonomi biru, ekowisata, dan pemberdayaan masyarakat
-
Kolaborasi dengan BRIN, KKP, NGO internasional, dan akademisi
Semua ini menunjukkan bahwa isu lingkungan di Kepri bukan hanya direspons lewat poster kampanye, tetapi dengan sistem yang diturunkan sampai level masyarakat pesisir.
Tahap Akhir Penilaian: Penandatanganan dan Dukungan Lintas Pihak
Kegiatan tersebut ditutup dengan penandatanganan Berita Acara Verifikasi Lapangan Calon Penerima Satyalancana Wira Karya 2025. Dokumen itu ditandatangani langsung oleh Gubernur Ansar Ahmad, bersama tim pengusul, tim penilai, dan perwakilan OPD yang terkait.
Berbagai unsur hadir mulai dari Asisten Administrasi Umum Setda Kepri Misni, pejabat Kemendagri, jajaran Sekretariat Militer Presiden, perwakilan kementerian terkait, Pemkab Bintan, akademisi, mitra NGO, hingga pelaku usaha kawasan konservasi. Semua menandai bahwa upaya konservasi Kepri telah menjadi kerja besar lintas sektor, bukan langkah tunggal.





