
KUTIPAN – Aston Tanjungpinang Hotel & Conference Center di Jalan Adi Sucipto Km. 11 siang itu tampak lebih sibuk dari biasanya. Ada gelaran temu bisnis yang mempertemukan para pengelola Sentra IKM Olahan Hasil Laut Kabupaten Bangka dengan pelaku sektor industri di Tanjungpinang. Acara semacam ini biasanya tidak sekadar ajang basa-basi kenalan, tetapi ladang bertukarnya ide, strategi, dan—yang paling penting—peluang usaha.
Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Raja Ariza, hadir menyambut rombongan dari Bangka. Dari pihak tamu, hadir Wakil Bupati Bangka, Syahbudin, S.IP., M.Tr.IP., beserta Kadis Disperindag Kabupaten Bangka, Asep Setiawan. Sementara pendamping dari Pemerintah Kota Tanjungpinang di antaranya Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Muhammad Yatim, serta Kadis Perdagangan dan Perindustrian, Riany. Para pengelola Sentra IKM Olahan Hasil Laut Sungai Liat, Kabupaten Bangka, juga turut hadir.
Dalam suasana yang hangat, Raja Ariza membuka sambutan dengan ucapan selamat datang yang ramah, seolah mengingatkan bahwa Tanjungpinang bukan hanya kota administratif, tetapi juga tanah yang sejak lama memelihara budaya tutur dan pantun.
“Atas nama Pemerintah Kota Tanjungpinang, saya menyampaikan selamat datang kepada seluruh rombongan dari Kabupaten Bangka di Kota Gurindam Negeri Pantun, Kota Tanjungpinang tercinta ini,” ucapnya.
Ada kebanggaan tersirat: tuan rumah yang bukan sekadar menyediakan tempat, tetapi merasa turut menjadi bagian dari semangat bertumbuhnya ekonomi pesisir.
“Kami merasa sangat terhormat menjadi tuan rumah kegiatan temu bisnis pengelola sentra IKM makanan hasil laut Kabupaten Bangka, bersama industri dan sektor ekonomi lainnya yang ada di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan,” lanjut Raja Ariza.
Ia menekankan pentingnya sinergi—kata yang sering terdengar, tapi jarang benar-benar dipahami. Namun, dalam konteks IKM pesisir, sinergi bukan slogan: ia soal bagaimana ikan segar bisa menjadi abon, kerupuk, atau olahan modern; bagaimana keterampilan lokal menjadi komoditas; dan bagaimana para pelaku usaha tidak berjalan sendiri-sendiri.
“Hadirnya kegiatan ini mencerminkan semangat sinergi dan kolaborasi antar daerah dalam mengembangkan potensi industri kecil dan menengah, khususnya sektor makanan hasil laut yang menjadi unggulan di banyak wilayah pesisir, termasuk di Tanjungpinang dan Bangka,” jelasnya.
Pertemuan seperti ini bukan hanya soal jual-beli, tapi juga saling mengintip cara bertahan hidup di tengah kompetisi pasar yang makin padat.
“Melalui kegiatan seperti ini, para pengelola sentra IKM tidak hanya memperluas jejaring kemitraan, tetapi juga saling bertukar pengalaman, strategi, dan inovasi agar produk-produk daerah semakin berdaya saing dan mampu menembus pasar yang lebih luas,” tutupnya.
Dari pihak tamu, Wakil Bupati Bangka, Syahbudin, memberikan balasan hangat atas penyambutan tersebut.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bangka, kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kota Tanjungpinang atas sambutan hangat dan penuh kekeluargaan ini,” ucapnya.
Ia sependapat bahwa temu bisnis ini bukan sekadar agenda seremonial. Ada niat nyata yang ingin dicapai: memperkuat jejaring, mempercepat laju ekonomi berbasis laut, dan memastikan produk UMKM pesisir tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga punya pangsa pasar yang lebih luas.
“Kami melihat kegiatan ini sebagai momentum penting dalam memperkuat kerja sama ekonomi antar daerah. Dengan saling berbagi pengalaman dan pengembangan strategi, kita dapat bersama-sama mendorong sektor IKM agar semakin maju, inovatif, dan berdaya saing tinggi,” katanya.
Pada akhirnya, kegiatan ini bukan tentang siapa tuan rumah dan siapa tamu. Ini tentang laut—yang sejak dahulu menyatukan pulau-pulau melalui perahu, perdagangan, dan cerita. Di era modern, laut yang sama kini menyatukan melalui produk UMKM, rantai pasar, dan kemitraan lintas daerah.
Harapannya sederhana tapi penting: kerja sama yang lahir dari temu bisnis ini dapat memperkuat ekonomi pesisir yang menjadi tulang punggung banyak wilayah di Kepri dan Bangka.





