
KUTIPAN – Suasana di ruang pertemuan Kantor Wali Kota Tanjungpinang pada Jumat (7/11) terasa cair namun serius. Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Kota Tanjungpinang datang bersilaturahmi, membawa satu agenda penting yang sudah lama direncanakan: gelaran Kejuaraan Karate Open & Festival 2025.
Suherman, Ketua Panitia kejuaraan tersebut, menyampaikan pemaparan sekaligus harapan agar pemerintah daerah dapat ikut menopang pelaksanaan kegiatan yang dijadwalkan berlangsung pada 21–23 November 2025. Selain soal teknis penyelenggaraan, ada pula hal lain yang tak kalah strategis: masa kepengurusan FORKI Tanjungpinang akan berakhir pada 2025. Artinya, perlu arahan, restu, serta bijakan dari kepala daerah untuk memastikan roda organisasi tidak terhenti di tengah jalan.
“Kami berharap Pemerintah Kota Tanjungpinang dapat memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kejuaraan ini. Selain itu, kami juga menyampaikan bahwa masa kepengurusan FORKI Kota Tanjungpinang akan berakhir pada tahun 2025, sehingga kami memohon arahan dan rekomendasi Bapak Wali Kota terkait pembentukan kepengurusan baru,” ucapnya.
Walaupun masa jabatan pengurus sedang mendekati garis finish, bukan berarti roda pembinaan berhenti. FORKI Tanjungpinang justru terus mengirim atlet ke berbagai kejuaraan, termasuk satu atlet yang saat ini sedang berlaga di tingkat nasional. Sebuah sinyal bahwa komitmen pembinaan itu tidak musiman, bukan pula sekadar baliho acara.
Lis Darmansyah menyambut baik laporan tersebut. Dengan gaya khas pemimpin yang paham betul pentingnya ekosistem olahraga, ia menegaskan dukungan pemerintah terhadap upaya pembinaan prestasi daerah.
“Pemerintah Kota Tanjungpinang tentu sangat mendukung kegiatan olahraga seperti ini. Ke depan, diharapkan setiap cabang olahraga, termasuk FORKI, dapat menyusun dan memperbarui kalender olahraga tahunan agar kegiatan pembinaan dan kejuaraan dapat terlaksana secara teratur,” ucapnya.
Lis juga mengingatkan, prestasi tidak lahir dari kegiatan yang sporadis. Jadwal yang teratur, agenda yang konsisten, serta pembinaan berkelanjutan, menjadi kata kunci agar atlet lokal benar-benar naik kelas.
“Setiap event olahraga harus terjadwal dengan baik dan teratur. Kedepan, seluruh cabang olahraga baiknya memiliki agenda kegiatan yang terstruktur dan terencana,” pungkasnya.
Dengan kata lain, karate bukan hanya soal sabuk warna apa yang melingkar di pinggang Atlet. Ada kerja senyap, pembinaan panjang, dan semangat menjaga marwah daerah yang terus dihidupkan.





