
KUTIPAN – Di Kabupaten Kubu Raya, urusan kesehatan bukan cuma soal ruangan ber-AC, stetoskop, dan brosur di puskesmas. Ada satu penyakit yang diam-diam masih bertahan seperti tamu tak diundang, Tuberculosis (TBC). Penyakit ini bukan barang baru, tapi efeknya tetap menyulitkan, apalagi kalau masyarakat masih abai dengan perilaku hidup bersih.
Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya, Yusran Anizam, mengingatkan bahwa masalah seperti ini tidak bisa diselesaikan sendirian. Pesannya datang saat membuka Pertemuan Koordinasi, Advokasi, dan Sosialisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sekaligus Pencanangan Desa Siaga TBC di Hotel Dangau Selaras, Sungai Raya, Rabu (5/11/2025).
“Alhamdulillah, hari ini kita lakukan pencanangan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit di Kabupaten Kubu Raya, khususnya terkait dengan TBC yang secara nasional memang masih tinggi,” ujar Yusran Anizam.
Acara tersebut tidak hanya sekadar basa-basi seremonial. Di dalamnya hadir berbagai unsur mulai dari perangkat daerah, pemerintah desa, sampai tenaga kesehatan di puskesmas. Harapannya sederhana tapi fundamental: informasi soal TBC tidak berhenti di ruangan rapat, tetapi benar-benar sampai ke masyarakat.
“Diharapkan (materi) dari kegiatan ini bisa disosialisasikan kepada seluruh masyarakat sehingga terbangun budaya perilaku hidup bersih dan sehat. Bagaimana seluruh masyarakat bisa peduli dengan lingkungan dalam rangka mencegah dan mendeteksi dini siapa yang berpotensi menularkan penyakit agar bisa segera terdeteksi,” jelasnya.
Yusran juga menegaskan bahwa mengatasi penyakit tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah atau tenaga medis. TBC bukan musuh yang bisa dikalahkan dengan satu komando, ini soal budaya hidup sehari-hari.
“Pemerintah saja, misalnya jajaran dinas kesehatan saja, tidak bisa. Ini perlu kerja kolaboratif dari semua elemen yang ada di masyarakat bersama pemerintah, sehingga semuanya harus sadar bagaimana menjaga kesehatan, mencegah, dan mengendalikan penyakit di Kabupaten Kubu Raya ini secara kolaboratif,” tuturnya.
Singkatnya, untuk mengurangi TBC bukan hanya soal pengobatan, tapi bagaimana satu kampung, satu RT, bahkan satu rumah, mau bergerak bareng menjaga kesehatan. Karena penyakit ini seperti gosip, cepat menyebar kalau tidak dihentikan sejak awal.(Muin)





