
KUTIPAN – Kalau bicara soal sungai, kebanyakan orang mungkin langsung kepikiran soal nostalgia mandi di kali waktu kecil atau cerita klasik tentang pencemaran.. Minggu (2/11/2025), Asisten Intelijen (Asintel) Danpasmar 1 Kolonel Marinir Joko Fitrianto turun langsung ke Pos Komando Satuan Tugas Kebersihan (Satgasker) Patroli Sungai Korps Marinir di Bekasi, Jawa Barat.
Kunjungan itu bukan sekadar basa-basi seremonial ala pejabat datang, foto, lalu pulang. Asintel benar-benar ingin memastikan apakah prajuritnya siap menjaga kelestarian daerah aliran sungai wilayah yang sering kali dianggap “halaman belakang” tapi justru jadi urat nadi kehidupan banyak orang.
Kedatangan Kolonel Joko disambut langsung oleh Dansatgas Patroli Sungai, Letkol Marinir Baron Habibi, S.M., M.Tr.Opsla., bersama para perwira Satgas. Pertemuan ini juga menjadi kelanjutan dari Apel Gelar Kesiapan Satgas Patroli Sungai yang sebelumnya dilaksanakan di Kesatrian Marinir Hartono, Cilandak.
Dalam kunjungannya, Asintel tak hanya berdiri menatap bendera atau berpidato di podium. Ia meninjau satu per satu fasilitas posko mulai dari perahu karet, peralatan navigasi, hingga perlengkapan komunikasi untuk memastikan semua siap tempur, bukan sekadar pajangan. Ia juga berdialog langsung dengan para personel untuk mengecek moral, kondisi kesehatan, sekaligus memahami tantangan nyata di lapangan.

Sementara itu, Letkol Baron menjelaskan bahwa keberadaan Korps Marinir dalam Satgas Patroli Sungai merupakan bentuk nyata komitmen TNI Angkatan Laut dalam menjalankan Operasi Militer Selain Perang (OMSP), terutama di sektor pelestarian lingkungan. Di tengah derasnya arus urbanisasi dan limbah industri, menjaga sungai tetap hidup adalah bentuk patriotisme yang jarang disorot tapi penting bagi masa depan.
Pesan Kolonel Joko pun terdengar lugas tapi hangat, seolah menegaskan semangat marinir sejati yang tak hanya tangguh di laut, tapi juga peduli pada bumi.
“Tunjukkan dedikasi tinggi dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas patroli pencegahan pencemaran dan pengawasan aktivitas ilegal di sepanjang sungai,” pesan Asintel Danpasmar 1 kepada seluruh personel satgas.
Kalimat itu terasa sederhana, tapi di baliknya ada makna besar: menjaga sungai bukan cuma tugas lingkungan, tapi juga soal menjaga martabat bangsa. Karena air yang kotor bukan hanya mencerminkan sungai yang tercemar, tapi juga jiwa masyarakat yang abai.





