
KUTIPAN – Ketika sebagian orang masih sibuk membandingkan harga ayam di pasar dengan harga BBM yang naik-turun bak roller coaster, ada kabar yang cukup membuat dada sedikit mengembang, ekonomi Indonesia ternyata sedang tancap gas. Paling tidak, itu yang ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Indonesia, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra dalam Tabligh Akbar di Daik, Kabupaten Lingga, Senin (27/10/2025) malam.
Menurut Yusril, Pemerintah Pusat sedang ngebut menarik Indonesia keluar dari kerumunan negara-negara yang katanya masih berkembang itu. Ia dengan tegas menyampaikan bahwa kondisi ekonomi nasional makin menunjukkan bentuknya sebagai negara besar.
“Kita memang sedang bekerja keras mengejar ketertinggalan kita dari bangsa-bangsa lain. Alhamdulillah, tingkat ekonomi Indonesia sekarang sudah lebih tinggi dibandingkan Malaysia,” tegas Yusril.
Perkembangan ekonomi ini bukan sekadar ucapan penyemangat ala motivator YouTube. Yusril membeberkan bahwa dirinya beberapa bulan lalu mewakili Presiden untuk menyampaikan pidato pada Sidang Organization of Economic Cooperation and Development (OECD) di Paris. Organisasi prestisius yang isinya negara maju semua.
“Indonesia akan menjadi anggota OECD tiga tahun lagi dari sekarang. Itu berarti kita sudah meninggalkan posisi negara berkembang dan masuk ke kelompok negara-negara maju di dunia,” terangnya.
Jika semua proses berjalan mulus seperti jalan tol saat sepi pemudik, Indonesia akan jadi negara ketiga di Asia yang masuk kategori negara maju.
“Insyaallah, kita akan berada menjadi negara ketiga di Asia yang masuk kategori negara maju. Baru Jepang dan Korea Selatan, ketiga mudah-mudahan negara kita,” ujar Yusril.
Keyakinan terhadap Indonesia Emas 2045 pun terdengar makin realistis. Negara ditargetkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi besar dunia, dengan kesejahteraan yang tidak cuma mampir di kota-kota besar, tapi juga turun ke pulau-pulau dan desa terpencil.
Kabupaten Lingga, menurut Yusril, bisa ikut memberi kontribusi lewat optimalisasi potensi daerah dan dukungan terhadap program nasional yang sedang berjalan.
Ribuan warga yang hadir tampak antusias mendengarkan pemaparan sosok Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Indonesia itu. Malam yang dimulai dengan tausiyah, ditutup dengan optimisme bahwa masa depan Indonesia bukan lagi sekadar angan-angan dalam brosur visi pemerintah.





