
KUTIPAN – Musibah kebakaran kapal kembali mengingatkan bahwa industri galangan bukan cuma soal baja dan las, tapi juga nyawa manusia. Kamis (16/10/2025), Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Nyanyang Haris Pratamura, turun langsung meninjau lokasi kebakaran kapal Federal II di kawasan PT ASL Shipyard, Tanjunguncang, Kota Batam.
Peristiwa memilukan itu terjadi sehari sebelumnya, Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 04.00 WIB. Sebanyak 31 pekerja menjadi korban, dan 10 di antaranya meninggal dunia. Angka yang bukan sekadar statistik, tapi potret getir keselamatan kerja yang kerap luput dari perhatian.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kepri dan pribadi, saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh korban,” ucap Wagub Nyanyang, dengan nada yang tegas namun penuh empati. Ia memastikan, pihak perusahaan wajib bertanggung jawab penuh terhadap korban dan keluarganya.
Setelah melihat langsung kondisi di lapangan, Nyanyang meminta agar perusahaan segera menunaikan hak-hak karyawan yang terdampak.
“Kita semua tentu tak ingin hal seperti ini terjadi. Tapi musibah sudah terjadi, dan semoga ini menjadi pelajaran berharga agar perusahaan dan pekerja lebih berhati-hati,” lanjutnya.
Ia juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh. “Pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja akan segera menggelar pertemuan dengan para pihak untuk berdiskusi dan melakukan evaluasi,” imbuh Nyanyang, seolah menegaskan bahwa keselamatan kerja tak boleh lagi jadi urusan sekadar formalitas.
Sementara itu, General Manager PT ASL Shipyard, Audrie K, menjelaskan kronologi kejadian. Menurutnya, kebakaran di kapal Federal II terjadi sekitar pukul 04.00 WIB—tepat saat pergantian waktu.
“Kejadian ini sebelum break pagi. Sistem kerja kami dua shift, pagi dan malam. Nah, korban yang terdampak ini adalah yang shift malam,” jelas Audrie.
Audrie menambahkan, 31 pekerja menjadi korban, dengan 10 meninggal dunia dan 21 lainnya luka-luka. Ia juga memastikan perusahaan akan memberikan semua hak korban.
“Kami akan menjamin hak-hak para korban, dan tentu kami menerima berbagai masukan untuk menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan,” katanya.
Di lapangan, Nyanyang tidak datang sendirian. Ia didampingi sejumlah pejabat provinsi, Kepala DPMPTSP Kepri Hasfarizal Handra, Kepala Disnaker Kepri Diky Wijaya, Kepala Dishub Kepri Junaidi, dan Kepala Diskominfo Kepri Hendri Kurniadi.
Tragedi ini memang tak bisa diulang atau dihapus, tapi bisa jadi titik balik bagi dunia kerja di Kepri. Karena keselamatan manusia mestinya bukan hanya “prosedur di atas kertas,” tapi napas dari setiap denyut industri itu sendiri.





