
KUTIPAN – Kalau ada pepatah “usaha tak akan mengkhianati hasil”, mungkin itu sedang membicarakan Pokdakan Makmur Sejahtera di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Kelompok kecil ini memulai langkah dari satu kolam bantuan pemerintah pada 2019, dan kini, mereka menjelma jadi salah satu produsen udang vaname paling produktif di Kabupaten Lingga.
Di bawah kepemimpinan Muhammad Zam, sepuluh orang anggota kelompok ini tak hanya membesarkan udang, tapi juga menumbuhkan harapan baru di pesisir Lingga. Dari bantuan kecil, mereka membuktikan bahwa kemandirian itu bisa tumbuh kalau tekadnya cukup besar.
Perjalanan kelompok ini dimulai dengan satu kolam bantuan dari Dinas Perikanan Kabupaten Lingga. Awalnya, mereka mengandalkan fasilitas seadanya. Tapi waktu dan kerja keras mengubah segalanya.
“Dulu kami hanya mengandalkan bantuan awal dari pemerintah. Berawal dari satu kolam bantuan pemerintah, lambat laun sekarang menjadi empat kolam. Sekarang kami sudah mandiri, perizinan juga dari NIB sampai CBIB sudah terpenuhi, bisa terus berproduksi dan mudah-mudahan menjadi contoh bagi kelompok lain,” ujar Muhammad Zam, Kamis (9/10/2025).
Sekarang mereka sudah punya empat kolam aktif, semua dikelola dengan sistem ramah lingkungan. Dari yang semula hanya penerima bantuan, kini jadi kelompok pembudidaya yang sepenuhnya mandiri.
Seperti kebanyakan kisah sukses, awalnya tak selalu mulus. Pernah satu kali, listrik padam hampir setengah hari. Genset kecil mereka cuma sanggup menghidupkan satu kincir air, dan hasil panen pun ambyar.
“Pernah gagal panen dikarenakan listrik padam hampir 12 jam, ditambah lagi kapasitas genset yang kecil cuma dapat menghidupkan satu kincir saat itu,” kenangnya.
Ada juga masa ketika udang tak tumbuh normal. Tapi alih-alih menyerah, mereka jadikan itu bahan belajar. “Pernah juga gagal dikarenakan udang tak tumbuh secara normal, tapi itu bukan menjadi faktor penghalang untuk terus berkembang,” tambah Zam.
Ketekunan mereka akhirnya berbuah manis. Dari siklus pertama di 2021 sampai siklus ke-12 di 2025, Pokdakan Makmur Sejahtera sudah memanen total sekitar 45 ton udang vaname. Kapasitas tebar benur juga melonjak dari 100 ribu menjadi 400 ribu ekor per siklus.
Peningkatan ini tak hanya karena pengalaman, tapi juga karena kesadaran akan pentingnya legalitas dan kualitas. Kelompok ini sudah mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dua hal yang jadi tiket untuk produksi berkelanjutan.
Dengan dua sertifikat itu, mereka bukan cuma menjual udang, tapi juga menjual kepercayaan. Konsumen tahu, produk dari Desa Sungai Buluh ini dihasilkan lewat proses yang terukur dan ramah lingkungan.
Kini, udang hasil tambak Pokdakan Makmur Sejahtera sudah sampai ke Batam dan sekitarnya. Bukan hanya menambah penghasilan anggota, tapi juga membuka peluang ekonomi baru di desa.
Kisah ini jadi bukti bahwa sektor perikanan budidaya bukan sekadar urusan tambak dan air asin. Ia adalah potensi ekonomi yang, kalau dikelola dengan baik, bisa mengubah wajah pedesaan.
“Yang penting semangat jangan padam. Kalau gagal sekali, itu bukan akhir. Dari situ kami belajar, memperbaiki, dan terus berkembang. Sekarang hasilnya bisa dirasakan bersama,” tutup Zam dengan senyum optimis.
Makmur Sejahtera bukan sekadar nama, tapi doa yang jadi kenyataan.





