
Ada cara unik yang dipilih Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Lingga untuk menanamkan semangat demokrasi ke generasi muda. Bukan lewat seminar kaku di gedung pemerintahan, tapi langsung ke sekolah. Senin (6/10/2025), program “Bawaslu Go To School” kembali digelar di SMK Negeri 1 Singkep, dipimpin langsung oleh Ketua Bawaslu Lingga, Fidya Asrina, S.IP.
Program ini bukan sekadar datang, bicara, lalu pulang. Tapi upaya sistematis Bawaslu untuk memperkenalkan arti penting pengawasan Pemilu, partisipasi aktif, dan integritas politik sejak bangku sekolah. Karena demokrasi yang sehat tak bisa tumbuh tiba-tiba di bilik suara, ia harus disemai pelan-pelan di ruang kelas.
“Pelajar adalah calon pemilih cerdas masa depan. Dengan memahami bagaimana proses pengawasan Pemilu berjalan, mereka akan lebih siap menjadi bagian dari demokrasi yang berkualitas,” ujar Fidya.
Di SMK Negeri 1 Singkep, suasana diskusi terasa cair. Tidak ada kesan “ceramah formal” seperti biasanya. Para siswa justru aktif bertanya seputar netralitas, fungsi pengawas Pemilu, hingga isu klasik, kenapa masyarakat sering baru peduli politik menjelang hari pencoblosan? Fidya dan tim menjawab dengan pendekatan ringan, tanpa jargon rumit, karena yang diajak bicara bukan politisi senior, melainkan anak-anak muda yang baru belajar menakar logika politik.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan Bawaslu ke sejumlah sekolah menengah di Kabupaten Lingga, dari SMA Negeri 1 Singkep Selatan, SMA Negeri 1 Selayar, hingga SMA Negeri 2 Singkep. Rencananya, sekolah-sekolah lain juga akan dikunjungi, agar pesan tentang pentingnya partisipasi dan integritas Pemilu bisa menyebar lebih luas di kalangan pelajar.
Lewat program “Bawaslu Go To School”, Bawaslu Lingga ingin mencetak generasi muda yang bukan hanya hafal tanggal Pemilu, tapi juga paham esensi kejujuran dan keadilan dalam proses politik. Demokrasi, toh, tidak bisa dijaga oleh baliho dan slogan belaka—tapi oleh orang-orang muda yang sadar bahwa mengawasi itu bagian dari mencintai negeri.