
KUTIPAN – Biasanya kalau pejabat datang ke sekolah, yang ditunggu adalah sambutan formal, pidato berlembar-lembar, dan foto bareng yang agak kaku. Tapi kunjungan Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, ke SMP Negeri 2 Bandar Lampung pada Kamis (2/10/2025) terasa agak berbeda.
Bukan sekadar mampir, melainkan turun langsung memantau implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG)—program yang sedang jadi andalan Pemerintah Provinsi Lampung.
Agenda dimulai dengan salat Dzuhur berjamaah. Suasana khidmat, lalu cair seketika ketika gubernur duduk bersila bersama siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Bayangan jarak antara pejabat dan rakyat mendadak runtuh—minimal untuk satu waktu salat itu.
Setelah doa selesai, rombongan gubernur tak langsung pulang. Malah mampir ke kantin sekolah. Bukan untuk sekadar foto, tapi meninjau bagaimana dapur MBG bekerja, dari proses menyiapkan hingga menyajikan menu.
Puncaknya? Saat Gubernur Rahmat ikut duduk makan siang bersama para siswa. Momen sederhana tapi simbolis, bahwa makanan bergizi bukan cuma jargon di kertas, melainkan nyata bisa dirasakan di piring anak sekolah.
“Program MBG adalah langkah strategis Pemerintah Provinsi Lampung untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah. Asupan yang baik adalah fondasi untuk mencetak generasi muda Lampung yang sehat, cerdas, dan berprestasi,” ujar Gubernur Rahmat Mirzani Djausal.
Pihak sekolah pun tak kalah gembira. Muhammad Sujatmoko, M.Si., M.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, menyampaikan apresiasi tinggi atas komitmen Gubernur.
“Kehadiran Bapak Gubernur di tengah-tengah kami merupakan motivasi besar. Kami berharap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Dampaknya sangat nyata untuk konsentrasi belajar dan semangat siswa,” ujar Sujatmoko.
Ikut mendampingi dalam kesempatan itu, Sutardi, S.Pd. (Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana), Andi Mandala, S.Kom. (Kepala TAS), serta jajaran guru dan tenaga kependidikan lain.
Kunjungan ini bukan hanya sebatas formalitas atau seremonial potong pita. Justru memberi sinyal bahwa pemerintah provinsi serius soal mutu pendidikan dan kesehatan siswa. Karena belajar bukan cuma soal buku dan papan tulis, tapi juga perut yang terisi dengan gizi yang cukup.(adi)