
KUTIPAN – Di halaman Kantor Disperindagkop Kabupaten Lingga, Senin (29/9/2025), suasana tampak berbeda. Bukan rapat atau apel pagi yang biasanya memenuhi halaman kantor, melainkan deretan tanaman cabai rawit yang sudah siap dipanen. Sejumlah ASN bersama Ketua TP-PKK Kabupaten Lingga, Maratusholiha Nizar, terlihat sumringah saat memetik hasil perdana budidaya sederhana di pekarangan kantor.
Di mata sebagian orang, cabai mungkin hanya bumbu dapur. Tapi di Lingga, ia sedang naik pangkat, jadi simbol gerakan bersama. Maratusholiha, dengan semangat khasnya, menegaskan bahwa menanam cabai tidak boleh berhenti di satu kantor saja.
“Alhamdulillah, hari ini kita panen perdana cabai rawit di Kantor Disperindagkop Kabupaten Lingga, yang dibawah kepemimpinan Bapak Febrizal. Masya Allah, luar biasa hasilnya. Mudah-mudahan hasil panen hari ini bisa membantu kebutuhan masyarakat kita,” ungkapnya.
Kalau dipikir-pikir, cabai ini memang ajaib. Sekalipun ditanam di lahan sempit, hasilnya bisa memberi manfaat nyata. Menurut Maratusholiha, gerakan kecil ini sejalan dengan program LAMPAM (Lambung Pangan Masyarakat) yang sedang digencarkan Pemkab Lingga. Prinsipnya sederhana, jangan cuma mengandalkan pasar, tapi ikut menanam sendiri bahan pangan di lingkungan sekitar.
“Mudah-mudahan penanaman cabai rawit ini tidak hanya di kantor Disperindagkop, tapi bisa dimanfaatkan juga pekarangan kantor-kantor lain di Dabo Singkep, bahkan di rumah-rumah masyarakat,” katanya.
Apresiasi juga mengalir untuk Kepala Disperindagkop, Febrizal, yang dinilai jadi penggerak utama semangat ASN menanam.
“Masya Allah, sangat luar biasa sekali. Sangat semangat ya Bapak Kadis kita ini. Beliau menjadi salah satu inovator, motivator juga bagaimana pemanfaatan pekarangan dalam mendukung program LAMPAM di Kabupaten Lingga,” tambah Maratusholiha.
Menurut Maratusholiha begini, jika setiap kantor, sekolah, atau bahkan rumah tangga di Lingga menanam cabai atau sayuran lain di pekarangan, maka ketahanan pangan bukan hanya jargon, tapi kenyataan yang bisa dirasakan langsung.
Panen cabai perdana ini jadi bukti bahwa gerakan sederhana bisa punya dampak besar. Dari pekarangan kecil, lahirlah harapan besar, Lingga yang lebih tangguh menghadapi tantangan pangan ke depan.