
KUTIPAN – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Tanjungpinang memastikan akan terus menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok agar masyarakat tetap mendapat barang dengan harga terjangkau.
Kepala Disdagin Tanjungpinang, Riany, menegaskan faktor utama penyebab kenaikan harga biasanya adalah kelangkaan akibat cuaca atau kondisi di daerah penghasil.
“Yang paling penting jangan sampai terjadi monopoli. Misalnya pada komoditas cabai, distribusinya harus jelas,” kata Riany dalam pertemuan dengan Asosiasi Distributor Bahan Pokok (Adibapok) di kantor Disdagin Tanjungpinang, Selasa (2/9).
Pertemuan tersebut membahas program kerja jangka pendek, menengah, dan panjang. Fokusnya mendukung IKM, UMKM, serta memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Riany menyebutkan, setiap menjelang hari besar keagamaan, pihaknya selalu menyiapkan langkah antisipasi agar harga kebutuhan pokok tidak melonjak drastis.
“Kalau telur dan daging sulit diintervensi, tapi untuk tepung dan gula masih bisa dikendalikan. Kuncinya komunikasi dengan distributor Tanjungpinang–Batam agar jalur distribusinya tidak tertunda,” jelasnya.
Jika distribusi terhambat, Disdagin siap berkoordinasi dengan Bea Cukai maupun Disdagin Provinsi agar logistik pangan bisa diprioritaskan. “Kalau distribusi tertahan sampai tiga bulan, tentu akan memicu lonjakan harga. Itu yang kita minimalisir,” tegas Riany.
Tak hanya itu, Disdagin juga rutin berdialog dengan distributor untuk mencari masukan. Menurut Riany, komunikasi penting agar kebijakan tidak merugikan pelaku usaha.
“Kita perlu masukan dari distributor. Tujuannya agar harga tidak terlalu tinggi, masyarakat terpenuhi kebutuhannya, dan pengusaha tidak rugi,” tambahnya.
Ia menekankan peran penting Adibapok dalam menjaga distribusi dan ketersediaan pangan.
“Tantangan Adibapok ke depan adalah bagaimana melakukan perubahan agar keberadaannya lebih bermanfaat. Mereka juga harus aktif memberikan informasi kepada masyarakat,” tutupnya.