
KUTIPAN – Calon Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat periode 2025–2030, Hendry CH Bangun, resmi memaparkan visi dan misinya pada Kongres PWI 2025 yang digelar di Cikarang, Sabtu (30/8/2025).
Hendry menegaskan bahwa arah kepemimpinannya sederhana namun fundamental: menjadikan PWI sebagai organisasi wartawan berkualitas dan memiliki posisi tawar tinggi di mata para pemangku kepentingan.
“Visi saya hanya dua, PWI harus menjadi organisasi wartawan berkualitas dan punya posisi tawar tinggi. Ketika saya terpilih di Bandung, dalam enam bulan posisi tawar kita sudah tinggi. Itu yang ingin saya kembalikan,” kata Hendry.
Program Prioritas: Dari Provinsi hingga Sekolah Jurnalisme
Untuk merealisasikan visinya, Hendry mengusung sejumlah misi strategis. Pertama, ia berkomitmen menuntaskan program yang sebelumnya baru berjalan di 20 provinsi.
“Masih ada 19 provinsi yang belum kebagian. Insya Allah kalau terpilih, saya akan lunasi hutang itu,” ujarnya.
Kedua, Hendry menaruh perhatian pada Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI). Program pelatihan intensif enam hari ini dinilainya mampu menjawab tantangan jurnalisme, manajemen media, hingga perkembangan isu global.
“SJI ini pernah kita jalankan di enam provinsi, bahkan langsung dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Nadiem Makarim. Kalau menang, target saya bisa digelar di 7 sampai 10 provinsi,” jelas Hendry.
Ketiga, ia menekankan pentingnya penguatan manajemen organisasi dengan pelatihan dan sertifikasi Governance, Risk, and Compliance (GRC).
“Dengan pemahaman manajemen modern, pengurus di pusat maupun daerah bisa lebih mudah merancang kegiatan yang berorientasi pada peningkatan PWI,” katanya.
Perhatian Daerah dan Kerja Sama Internasional
Tak hanya fokus pada pusat, Hendry juga menyampaikan komitmen untuk membantu PWI di daerah yang masih mengalami kesulitan. Setidaknya, ada 10 provinsi yang menurutnya memerlukan perhatian khusus agar roda organisasi tetap berjalan.
Selain itu, ia merencanakan studi banding ke sejumlah negara maju di Asia dan Eropa.
“Seeing is believing. Kalau kita datang langsung dan belajar di sana, tentu lebih mudah dibanding hanya teori,” ujarnya.
Hendry menutup pemaparan dengan optimisme, bahwa kombinasi kualitas jurnalistik, manajemen organisasi modern, serta kerja sama internasional akan membawa PWI ke level yang lebih tinggi.