
KUTIPAN – Konten kreator muda asal Kabupaten Lingga, Rahul Priambudi, berhasil meraih juara harapan 4 nasional dalam ajang lomba vlog bertajuk “Dari Handphone ke Dompet, Ekonomi Meroket” yang diselenggarakan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat.
Rahul tampil sebagai salah satu dari belasan peserta terpilih dari ratusan peserta yang ikut serta dalam lomba yang mengusung tema pemanfaatan teknologi digital untuk mengangkat ekonomi keluarga.
Angkat Tema Tenun Songket Lingga
Dalam vlog berdurasi dua menit, Rahul mengangkat tema Tenun Songket Lingga yang menyoroti peran ibu-ibu penenun dalam menjaga warisan budaya sekaligus menopang ekonomi keluarga melalui kain tenun khas daerah.
“Pernahkah kita membayangkan, ada kekuatan ekonomi yang tumbuh dari kayu tua, benang-benang halus, dan layar handphone 6 inci?” ucap Rahul dalam narasi pembuka videonya.
Ia menekankan bahwa kain tenun bukan hanya produk budaya, tetapi juga simbol harapan dan keberlangsungan hidup banyak keluarga di Kabupaten Lingga.
Produksi Sederhana, Pesan Mendalam
Dalam wawancara bersama Kutipan, Rahul mengungkapkan produksi video memakan waktu dua hari dan dibantu oleh rekan-rekannya.
“Pengambilan video satu hari, editing satu hari. Total dua hari,” ujar Rahul, Kamis (30/7/2025).
Ia menyampaikan bahwa video tersebut lahir dari kegelisahan pribadi. Menurutnya, banyak orang mengenal songket hanya sebatas simbol budaya tanpa mengetahui proses dan perjuangan di baliknya.

“Saya cuma ingin orang tahu bahwa setiap kain yang dibeli itu bukan sekadar kain. Itu harapan. Itu dapur, sekolah, dan listrik buat keluarga,” jelasnya.
Sudah Terbiasa Angkat Tema Songket
Rahul mengaku sudah cukup sering membuat konten bertema tenun songket. Saat mengikuti lomba vlog PKK Pusat, konsep video langsung tergambar di benaknya.
“Karena saya juga sudah sering buat video tentang tenun songket Lingga, jadi ketika ikut lomba, sudah tergambarkan dengan konsep dan ciri khas saya sendiri,” ujarnya.
Meski demikian, Rahul mengaku tidak menyangka video garapannya bisa menembus 4 empat besar pada juara harapan di kategori umum yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah se Indonesia.
“Saya kirim video ini tanpa ekspektasi besar, karena yang saya ikuti kategori umum yang ikut lomba juga banyak. Cuma ingin memperkenalkan Lingga, memperkenalkan tenun, dan belajar bikin narasi yang menggerakkan,” katanya.
Budaya Bisa Jadi Ekonomi
Dalam vlog-nya, Rahul menekankan bahwa warisan budaya seperti tenun bisa menjadi sumber ekonomi lokal jika dikelola dengan pendekatan modern dan digital.
“Dari satu video pendek, lahirlah peluang panjang. Dari layar 6 inci, muncul harapan untuk keluarga,” ucapnya dalam video.
Ia juga menyampaikan bahwa setiap pembelian tenun tidak hanya membantu keluarga penenun secara langsung, tetapi juga berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lingga.
TP PKK Lingga Apresiasi Prestasi Rahul
Ketua TP PKK Kabupaten Lingga, Maratusholiha, mengapresiasi pencapaian Rahul dan menyebutnya sebagai contoh nyata konten kreator lokal yang mampu menyuarakan potensi daerah secara kreatif dan edukatif.
“Kami sangat bangga. Harapannya, semakin banyak anak muda seperti Rahul yang bisa mengangkat budaya dan potensi daerah lewat media digital,” kata Maratusholiha saat dihubungi Kutipan.
Ia menambahkan bahwa karya seperti milik Rahul adalah bentuk kontribusi positif masyarakat dalam mendukung gerakan ekonomi keluarga dan pelestarian budaya lokal.
“Video Rahul bukan hanya kuat secara teknis, tetapi juga membawa pesan sosial yang menyentuh dan membangun,” ujarnya.
Ajang lomba vlog TP PKK Pusat ini, menurut Maratuholiha menjadi salah satu cara memperluas promosi potensi lokal dengan pendekatan kekinian. Dengan konten seperti yang dibuat Rahul, masyarakat luar dapat mengenal produk lokal tidak hanya dari tampilannya, tetapi juga dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Laporan: Dito Editor: Fikri