
Satu hal yang kadang dilupakan orang saat ngomongin pembangunan kota industri adalah: siapa yang ngurusin limbahnya? Nah, Batam, kota dengan ambisi besar jadi kawasan strategis industri, ternyata serius banget mikirin urusan yang sering kita anggap “kotor” ini.
Hari Selasa, 24 Juni 2025, Badan Pengusahaan (BP) Batam lewat Badan Usaha SPAM, Fasilitas dan Lingkungan, duduk satu meja dengan tim dari Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Korea, cabang Jakarta. Tempatnya di Gedung Marketing Centre. Yang datang juga bukan ecek-ecek: ada Deputi Pelayanan Umum BP Batam, Ariastuty Sirait; Direktur SPAM dan Lingkungan, Iyus Rusmana; sampai Country Director EDCF Korea, Yang Jongbae.
“Pertemuan continue tersebut menjadi forum penting untuk mengevaluasi kemajuan pengerjaan fisik proyek,” ujar Ariastuty, menegaskan bahwa ini bukan sekadar meeting kopi-kopi cantik.
Proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang sedang digarap ini nilainya lumayan bikin mata melek: USD 54,5 juta, atau sekitar Rp850 miliar. Bukan buat gaya-gayaan, tapi ini adalah bagian dari komitmen memperkuat infrastruktur dasar pengelolaan limbah. Dan bukan sembarangan limbah—ini sistem pengelolaan limbah terintegrasi di kawasan industri.
Iyus Rusmana, sang direktur proyek, bilang bahwa sampai Juni 2025, progres fisik proyek ini sudah menyentuh angka 98,64%. Target kelar? Oktober tahun ini.
“Proyek IPAL ini menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan Batam sebagai kota industri yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” jelas Iyus. Katanya lagi, komitmen bukan cuma soal deadline, tapi juga kualitas dan mendengar aspirasi warga.
Beberapa pekerjaan besar sudah selesai. Instalasi Pengolahan Air Limbah (WWTP) di Bengkong Sadai—yang punya kapasitas 20.000 meter kubik per hari—sudah kelar dan siap digunakan. Lima stasiun pompa udah berdiri gagah, jaringan pipa sepanjang 114 km hampir rampung, dan target 11.000 sambungan rumah juga tinggal menyelesaikan sisanya. Lebih dari 8.500 rumah sudah terkoneksi.
Iyus menambahkan, “Sambungan rumah (house connection), target pada tahap pertama sejumlah 11.000 sambungan menunjukkan progres pesat dengan lebih dari 8.500 sambungan telah terhubung.”
Ada juga fasilitas pengomposan yang masuk dalam sistem terpadu limbah kota—ini penting, karena Batam nggak cuma mikirin air limbah, tapi juga sampah organik yang bisa diolah.
Tapi yang menarik, proyek ini nggak cuma soal beton dan pipa. Sosialisasi ke warga juga jadi prioritas. Iyus bilang, mereka udah keliling ke 29 kompleks perumahan buat ngobrol, menjelaskan, bahkan menampung keluhan. Tim proyek bareng kontraktor dari Hansol Paper Co., Ltd dan konsultan dari Sunjin Engineering & Architecture Co., Ltd aktif menjalin komunikasi.
“Kami percaya bahwa proyek ini tidak hanya menyangkut infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Sosialisasi menjadi jembatan penting antara teknis proyek dan kebutuhan warga,” ujar Iyus lagi, makin mantap.
Lalu bagaimana tanggapan dari pihak EDCF Korea?
Muhammad Zia Mahiyar, Senior Project Manager EDCF, memuji progres yang udah jauh ini. Menurutnya, proyek IPAL Batam ini bisa jadi model percontohan buat daerah lain yang ingin membangun sistem pengelolaan air limbah yang efektif dan berkelanjutan.
“Walaupun masih ada complain dari warga, itu menjadi tantangan untuk proyek-proyek yang berhubungan dengan masyarakat. Mudah-mudahan bisa berjalan lancar dan selesai dikemudian hari,” ucap Zia, jujur tapi optimis.
Nggak cuma duduk di ruang rapat, sehari sebelumnya tim BP Batam dan EDCF juga keliling ke beberapa titik proyek. Ya biar tahu langsung kondisi lapangan. Dan dari hasil tinjauan itu, BP Batam janji bakal terus jaga komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak. Targetnya jelas: proyek selesai tepat waktu, masyarakat terbantu, lingkungan makin bersih, dan Batam melaju jadi kota industri yang modern dan hijau.
Kalau kata orang bijak: masa depan kota ditentukan dari cara dia mengelola yang dibuang. Batam, tampaknya sudah di jalur yang benar.
Laporan: Yuyun Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos:
https://www.facebook.com/linggapikiranrakyat/
https://www.facebook.com/kutipan.dotco/