
KUTIPAN – Batam memang bukan cuma surga belanja atau liburan akhir pekan dari Singapura. Di balik itu, ada mesin ekonomi yang terus berdetak, salah satunya lewat kawasan industri yang padat aktivitas. Nah, yang namanya dunia usaha itu pasti punya keluhan—mulai dari izin yang ribet sampai tarif gas yang bikin kantong bolong. Untungnya, BP Batam nggak tinggal diam.
Mereka nggak cuma duduk manis di kantor, tapi juga blusukan lewat program “Belanja Masalah”. Istilahnya unik sih, tapi intinya sih mereka niat bener buat dengerin curhatan para pelaku usaha. Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Francis, jadi motor utamanya.
Hari Rabu, 4 Juni 2025 kemarin, Fary turun langsung ke Kawasan Industri Taiwan International Park dan Wasco Engineering. Nggak cuma itu, beliau juga sempat ngobrol bareng Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA). Agenda utamanya jelas: menyerap aspirasi sekaligus menyapa pelaku industri secara langsung.
“Saya sengaja kembali hadir di beberapa Kawasan Industri bersama tim untuk melihat perkembangan investasi serta mendengar langsung tantangan yang mungkin dihadapi para pelaku usaha di Batam,” kata Fary.
Langsung to the point, Fary menyebut dua masalah klasik yang muncul hampir di semua kawasan industri yang dia kunjungi. “Setelah kita sambangi beberapa Kawasan Industri di Batam ini, kita sudah mulai mengidentifikasi bahwa kendala yang mereka hadapi rata-rata terkait perizinan serta kenaikan tarif gas dan listrik,” sambungnya.
Nah, yang bikin adem, Fary nggak cuma datang buat foto-foto atau basa-basi. Ada komitmen konkret buat nyelesain masalah. Kalau urusannya nyangkut di BP Batam, akan dibereskan secepatnya. Tapi kalau masalahnya ada di luar kewenangan, Fary siap jadi juru bicara buat menyuarakannya ke pihak terkait.
“Jika kendala perizinan yang dimaksud ada di BP Batam, akan segera kami selesaikan bersama tim, namun jika persoalan tersebut berada di luar BP Batam, saya akan suarakan hal-hal tersebut kepada stakeholder terkait,” tegasnya.
Di bawah duet pimpinan Kepala dan Wakil Kepala BP Batam, Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra, Fary bilang BP Batam nggak hanya pengatur kawasan, tapi juga siap jadi partner in crime—tentu dalam arti positif—bagi para pelaku usaha.
“Tentu kami di BP Batam siap mendukung, memfasilitasi, sekaligus menjadi sahabat bagi para pelaku usaha di Batam agar semuanya nyaman berinvestasi di kawasan ini dan bisa terus bersinergi membawa kemajuan bagi peningkatan investasi di Batam,” pungkas Fary, yang juga dikenal sebagai dosen di Universitas Pertahanan.
Lawatan ini juga dilengkapi kunjungan ke lapangan. Tim BP Batam turun langsung melihat kegiatan operasional dan produksi. Biar tahu kondisi nyata, bukan hanya laporan di atas meja.
Di Taiwan International Park, Direktur Pengelola kawasan, Fiorence Angel, ngasih respon positif. Ia berharap program “Belanja Masalah” ini nggak cuma seremonial, tapi bisa jadi jembatan komunikasi yang nyata.
“Semoga program Pak Deputi melalui forum ini dapat menjadi wadah komunikasi yang baik bagi perusahaan di sini dengan BP Batam untuk saling berkolaborasi memajukan Batam,” kata Fiorence.
Sementara itu, di Wasco Engineering, Executive Chairman of BSOA, Novi Hasni, juga punya harapan serupa. Ia ingin BP Batam nggak sekadar hadir, tapi benar-benar bisa bantu nyari solusi bagi perusahaan galangan kapal yang jadi anggota organisasinya.
“Lewat pertemuan ini harapannya BP Batam dapat memfasilitasi kami dalam menyelesaikan beberapa tantangan dan kendala yang kami hadapi dalam proses bisnis kami di lapangan,” ungkap Novi.
Tim yang turun bersama Fary pun cukup lengkap. Ada Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK, Irfan Syakir Widyasa, Direktur Evaluasi dan Pengendalian, Asep Lili Holilulloh, sampai staf khusus Deputi seperti Billy Mambrasar dan Auliya Ahmad Syauqi. Jajaran pejabat tingkat III dan IV juga ikut meramaikan.
Singkatnya, lewat pendekatan langsung ke lapangan kayak gini, BP Batam kayak lagi ngasih sinyal kuat: mereka bukan menara gading. Mereka mau denger, mau nyelesain, dan mau jadi sahabat bagi para pelaku usaha.
Laporan: Yuyun Editor: Fikri Artikel ini merupakan rilis/laporan wartawan yang telah dikemas ulang dengan gaya penulisan Kutipan, tanpa mengurangi substansi informasi.
Untuk informasi beragam lainnya ikuti kami di medsos: